Para Scenester Yogyakarta Bersatu Dirikan Label Piringan Hitam, Nirmana Records

Para Scenester Yogyakarta Bersatu Dirikan Label Piringan Hitam, Nirmana Records

Uji Hahan (seniman yang juga aktif di musik independen), Uma Gumma (produser musik yang aktif di Soundboutique dan Ace House Collective), Adi Adriandi (manajer band yang aktif di Kongsi Jahat Syndicate), dan Wok the Rock (seniman yang aktif di Ruang MES 56 dan netlabel Yes No Wave Music)—semuanya dari Yogyakarta—telah sepakat berkoalisi mendirikan label rekaman khusus piringan hitam bernama Nirmana Records.

Melalui siaran pers yang dikutip dari Rolling Stone maupun Jakartabeat, pihak label rekaman ini mengungkapkan bahwa misi utama Nirmana Records adalah mendokumentasikan karya musik berkualitas dari Yogyakarta dalam format piringan hitam dengan kemasan eksklusif yang memiliki nilai visual artistik.

“Pada fase perdana, Nirmana Records fokus untuk merilis ulang album rekaman musik yang memiliki karakter unik dan berpengaruh. Fase selanjutnya akan menggunakan sistem kuratorial yang menitikberatkan pada paduan karya seni suara dan seni rupa yang memiliki nilai sejarah, sosial dan budaya,” terang mereka.
 
Pihak Nirmana Records menganggap Yogyakarta sebagai sebuah kota di mana denyut nadi seni budaya tradisi serta kontemporer tumbuh beriringan secara dinamis dan karya-karya yang muncul telah memberikan fondasi besar terhadap perkembangan dunia kreatif di Indonesia. Mereka menerangkan, “Seni musik dan seni rupa tumbuh bersama dan saling bertautan satu sama lain. Hubungan keduanya tak hanya terjalin pada bentuk kerjasama sederhana seperti aspek visual pada sampul album musik, namun juga pada pola kerja hibrid yang muncul seiring dengan perkembangan seni yang lintas disiplin.”



“Tidak sedikit perupa yang bekerja menggunakan medium audio dan banyak pula musisi yang menggunakan aspek-aspek visual dalam konsep citra dalam karya musiknya. Hal ini memicu terciptanya karya seni yang unik dan eksperimental. Nirmana Records tampil merepresentasikan karakter tersebut.”
 
Nantinya, seluruh rilisan Nirmana Records akan didesain secara eksklusif, baik kemasan maupun materi audionya. Piringan hitam dipilih sebagai medium yang mereka gunakan karena dianggap mampu menampung kualitas suara terbaik dan memiliki karakter unik. Ukuran yang besar juga dirasa bisa memberi peluang kepada penciptaan kemasan visual dengan sensasi berbeda. Tak lupa, Nirmana Records menyertakan berkas digital yang bisa diakses melalui kupon unduh bebas. Dengan demikian, album juga bisa didengarkan di pemutar musik digital di mana saja.

Walaupun bakal hanya tersedia dalam jumlah terbatas, rilisan-rilisan fisik Nirmana Records menggunakan lisensi Creative Commons agar khalayak ramai dapat memainkan atau menggubah karya musik secara bebas. “Hal tersebut merupakan representasi kami terhadap pengembangan karya seni yang lebih luas,” pungkas pihak label rekaman ini.

Contact:

www.nirmana-records.com

www.twitter.com/nirmanarecs

Sumber: Rolling Stone dan Jakartabeat

Oleh: Karel

Foto: Nirmana Recs Docs.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner