OM PMR Sebut Orkeslah Kalo Begitar

OM PMR Sebut Orkeslah Kalo Begitar

By: Karel

Sejak mulai dibentuk tahun 1977 Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR) adalah sebuah taman bermain bagi anggotanya. Saat berkumpul bersama di OM PMR; Budi Santoso, Harry Sugiarto, Hermanto, Yuri Anurawan, Matroji dan Jhonny Iskandar langsung bertransformasi menjadi Budi Padukone, Harry Muka Kapphour, Imma Maranaan, Yuri Mahippal, Adjie Ceti Bahadur Sjah serta Jhonny Madu Matikutu. Saat berada di dalam taman bermain itu energi riang meledak-ledak di dalam diri mereka masing-masing. Alih-alih menjadi suatu group band yang terlalu serius dan selalu berpikir keras bagaimana caranya karya mereka laku di pasaran mereka malah asyik menikmati waktu bermain-main dan bercanda saat mencurahkan kreatifitas mereka. Oleh karena itulah semua karya mereka yang penuh senda gurau tak pernah lekang oleh waktu. Energi dari kegembiraan mereka selalu menular kepada orang yang mendengarkan lagu-lagu mereka.

Taman bermain itulah yang menghantarkan mereka kepada tangga kesuksesan dan masuk jajaran legenda musik Indonesia. Taman bermain itulah yang menghasilkan puluhan album yang ikut mewarnai perjalanan musik tanah air kita. Taman bermain itulah yang mempertahankan mereka tetap kompak dan selalu energik meski saat ini mereka tidak muda lagi.

Sempat vakum beberapa saat karena kesibukan masing-masing anggotanya, OM PMR kembali kembali berkumpul. Dan seperti halnya anak kecil yang sudah lama terpisah dan berkumpul kembali bersama di taman bermain favorit mereka senda gurau–riang canda kembali tercipta. Karya mereka seperti kembali mengalir dengan deras setelah sekian lama kering. Dan saat mereka sudah menemukan kembali taman bermain mereka, mereka siap menghibur kita.

Di penghujung tahun 2013, OM PMR kembali merekam karya terbaru mereka. Tidak ada yang berubah dalam warna musik mereka. Riang, jenaka, “jail”, dan menghibur. Selain merekam beberapa lagu yang mereka ciptakan bersama tak lupa seperti halnya di album yang terdahulu mereka “menjaili” lagu musisi lain. Lagu-lagu yang pernah akrab di telinga pencinta musik diaransemen kembali membuat kita tertawa karena kejenakaan mereka atau membuat kita ternganga karena kejeniusan mereka.

Di tengah perubahan industri musik  dunia saat ini OM PMR dapat memahami dan beradaptasi dengan baik. Hal ini dapat terlihat pada album baru mereka ini antara lain dengan pemilihan lagu milik musisi lain yang mereka “jaili” atau hasil aransemen ulangnya. Dahulu saat musik belum dikotak-kotakkan menjadi musik mainstream dan cutting edge mereka akan menggubah musik yang popular pada waktu itu. Saat ini mereka ikut masuk ke dalam dunia cutting edge dengan menggubah kembali lagu milik beberapa band populer di penikmat musik tersebut, Seringai dan Efek Rumah Kaca merupakan sebagian dari band yang lagunya mereka gubah.

Saat masuk dapur rekaman sudah disepakati bahwa dari lagu lagu yang mereka rekam akan dipilih “lagu jagoan” dan lagu lain sebagai pelengkap album mereka. Namun setelah semua lagu didengarkan ulang ternyata mereka sendiri sulit menentukan mana lagu yang akan menjadi “jagoan” dan mana “lagu pelengkap”. Harus diakui bahwa semua karya terbaru mereka sama bagusnya sehingga sayang bila harus ada yang disisihkan untuk menjadi sekedar “lagu pelengkap album”. Oleh karena itu akhirnya diputuskan untuk merilis karya mereka secara bertahap. Setelah sukses dengan perilisan single “Topan (Tato Atau Panu)” di bulan Mei 2014 tepat setahun setelahnya mereka merilis mini album yang berisi 4 karya terbaru mereka termasuk single Topan tersebut. Mini Album ini diberi judul “Orkeslah Kalau Begitar”. Pada album ini dapat ditemukan lagu Naif berjudul “Posesif” karya Pepeng yang digubah kembali menjadi lagu berjudul “Topan (Tato atau Panu)”, lagu “Mengadili Persepsi” milik band metal ibukota Seringai, lagu “Cinta Melulu” karya Cholil Mahmud dari band Efek Rumah Kaca serta satu lagu baru karya OM PMR sendiri yaitu “Yang Penting Jadi Uang”.

Lagu “Posesif” dari Naif yang popular lewat video klip yang dibintangi oleh almarhum Avi digubah musik dan liriknya sehingga menjadi sangat jenaka dan menghibur dengan menceritakan problematika seorang kekasih yang ternyata menderita sakit panu. Tak hanya lagu, video klip pun dibuat dengan “mempelesetkan” video asli Naif. Saat ini video klip yang telah diunggah ke youtube tersebut telah ditonton ribuan orang.

Seringai merupakan band rock/metal dari Jakarta yang disebut-sebut sebagai pelopor musik yang dikenal dengan jargon High Octane Rock. Arian 13 membawakan lagu “Mengadili Persepsi” seperti cara ia bernyanyi biasanya yaitu dengan menggeram dan berteriak. Lagu ini bertempo cepat dengan distorsi yang tebal sekali. Siapa sangka di tangan OM PMR, lagu ini berubah seratus persen walaupun pada lagu ini lirik lagu sama sekali tidak mereka ubah. Anda tidak akan pernah berharap akan mendengarkan lagu milik Seringai dengan terselip bunyi rebana didalamnya.

Lagu “Cinta Melulu” adalah lagu dari band Efek Rumah Kaca. Band independen yang mengusung folk rock memang dikenal cerdas dalam membuat lirik dalam lagu-lagu mereka. Lagu “Cinta Melulu” menyindir kondisi musik tanah air yang sempat didominasi oleh lagu-lagu cengeng tenta cinta. Lagu ini digubah oleh OM PMR sehingga kejeniusan musik dan lirik tetap dapat tetap kita rasakan.

Lagu yang “Yang Penting Jadi Uang (Time is Money)” adalah gambaran kepekaan OM PMR akan kondisi sekitar mereka. OM PMR adalah merupakan bagian dari masyarakat, kesulitan ekonomi masyarakat Indonesia saat ini juga dirasakan oleh mereka. Yang menjadi perbedaan adalah saat OM PMR memnceritakan kondisi ekonomi tanah air yang sedang sulit ini mereka tetap tampil dengan keceriaan mereka. Sehingga kesulitan hidup tadi dapat diubah menjadi sesuatu yang justru dapat menghibur.Anda sudah siap mendengar karya terbaru Orkes Moral Pengantar Minum Racun ? SIAP ? ORKESLAH KALAU BEGITAR!

 

ADU KREATIF MANAGEMENT

Booking & Contact Persons :

Abie Borneo

+6287781961112

Uga Tattoo

+628194154821

Twitter : OM_PMR

Facebook : OrkesMOral PengantarMinumRacun

Email : orkesmoral.pengantarminumracun@gmail.com

Foto: OM PMR Docs.

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner