Musim Kedua Studio Pop Show : Babak Baru Proyek Eksperimental Bersuara Disko

Musim Kedua Studio Pop Show : Babak Baru Proyek Eksperimental Bersuara Disko

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Diskoria

Diskoria dengan nuansa pop-diskonya, Fleur! dengan Rock n Roll 60s nya, serta Tara Basro dengan ketertarikannya akan musik soul dan RnB membuat kolaborasi Studio Pop kali ini mempunyai tantangan tersendiri 

Proyek eksperimental yang digagas oleh kolektif Suara Disko bernama Studio Pop Show kini memasuki babak baru dalam membuat sebuah ekosistem bagi produser, musisi, seniman dan juga pelaku industry, untuk berkolaborasi dalam sebuah karya seni yang kini memasuki musim keduanya.

Sebagai pengingat bagi pembaca, Studio Pop sendiri mempunyai beberapa proyek utama yang dapat diakses via situs www.studiopop.id dan media sosial, mulai dari fitur ulasan atau pembahasan di ranah kultur pop itu sendiri, dengan melibatkan tokoh-tokoh lintas bidang, misalnya fashion brand dan sebuah proyek audio visual yang diberi tajuk Studio Pop Show.

Pada musim perdana, Studio Pop Show menyajikan serangkaian gambaran aktivitas di balik penggarapan sebuah karya antara Diskoria, Laleilmanino dan Eva Celia yang melahirkan tembang “C.H.R.I.S.Y.E”. Paruh keduanya ditandai dengan Diskoria yang kembali mendapat tantangan melahirkan karya baru kurang dari 24 jam, di mana kali ini mereka bekerja sama dengan Fleur! dan Tara Basro.

Kolaborasi ini bukan merupakan yang perdana bagi Diskoria dan Fleur!, pada penghujung tahun lalu Diskoria bersama Yuyi dan Tanya dari Fleur! sempat menggarap sebuah lagu yang dibawakan oleh Diskoria, Fathia Izzati dan Joe Taslim yang berjudul “Simfoni Rindu”.

Akan tetapi, pada kolaborasi kali ini mempunyai tantangan tersendiri mengingat perbedaan genre ketiganya. Diskoria dengan nuansa pop-diskonya, Fleur! dengan Rock n Roll 60s nya, sementara Tara punya ketertarikan dengan musik soul dan RnB. Perbedaan ini membuat kolaborasi ini semakin menarik, bagaimana mereka mencari benang merah dari genre ketiganya hingga menjadi sebuah karya yang menarik untuk didengar, dan tentunya karena lagu ini harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam kerja. Tidak hanya itu, tim Studio Pop juga memberikan judul lagu ini “Suara Disko” untuk digarap para kolaborator. Lagu ini diharapkan bisa menjadi anthem pesta setelah masa pandemi berakhir nanti.

Setelah berbagai proses dilakukan, dari mulai brainstorm, jamming, penulisan lirik hingga perekaman dengan eksekusi yang efektif, dan dibantu beberapa rekan seperti Achi Hardjakusumah di strings, kemudian Jordy Waelauruw di brass dan Rizky pada keyboards, akhirnya mereka mampu menyelesaikan lagu ini dengan total waktu pengerjaan kurang lebih sekitar 22 jam.

Setelah lagu “Suara Disko” berhasil dirampungkan, Diskoria mempercayakan Michael Killian untuk memvisualisasikan karya ini sebagai sutradara video klip, dan harus digarap dalam waktu jangka waktu 1 minggu sejak lagu ini selesai dibuat.

Seperti apakah lagu hasil kolaborasi Diskoria, Fleur! dan Tara Basro ini? Serta apakah Michael Killian berhasil menuangkan isi kepalanya dalam menerjemahkan lagu ini ke dalam padanan visual yang apik? Simak segala keseruan dibalik penggarapan lagu dan video klip “Suara Disko” yang terangkum dalam 3 episode Studio Pop Show yang telah tayang di situs www.studiopop.id. Sementara untuk perilisan lagu di toko musik digital akan mulai bisa dinikmati pada bulan mendatang.

BACA JUGA - Menuju ‘Detik Waktu #2’, Candra Darusman dan Dian Sastrowardoyo Rilis Single Baru

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner