“MPV” : Sebuah Ekspersi Lugas dan Bodo Amat Dari Danilla

“MPV” : Sebuah Ekspersi Lugas dan Bodo Amat Dari Danilla

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Danilla

Lewat lagu “MPV” Danilla merasa jika dirinya bisa menjadi bodo amat dengan ekspektasi pendengar. Satu hal yang sebenarnya ingin dia sampaikan dari dulu. Salah satunya, menurut istilah Danilla ‘kerisihan lewat nada’

Satu hal yang mungkin terlintas di pikiran banyak orang ketika menyebutkan nama Danilla mungkin adalah kalimat straight to the point, mengingat begitu serampangan dan apa adanya dia berlaku di banyak kesempatan. Baik wawancara atau pun sekilas warta dari akun sosial medianya. Hal itu pula yang nampaknya diamini Danilla kala dia merilis single barunya yang berjudul “MPV”.

Mengacu pada istilah MVP alias Most Valuable Player dalam olahraga, hal tersebut kemudian menemukan kesalahan penulisan menjadi MPV. Dilansir dari rilisan pers yang DCDC terima, nyatanya kesalahan itu berawal dari sang sound engineer yang menuliskan data lagu itu ketika mau menyimpannya di komputer, karena konon dia tak bisa membedakan mana V mana P. Uniknya, sang pemilik lagu malah menuliskan penulisan yang salah itu jadi judul lagunya, sehingga kalau ditanya dia akan menjawab MPV ini singkatan dari Most Paluable Vlayer.

Dikutip dari siaran persnya, lagu itu diberi judul “MPV”, karena dari satu lagu itu kemudian bermunculan inspirasi lagu-lagu lain sehingga menjadikan lagu itu ibarat pemain dalam sebuah tim olahraga adalah pemain yang paling menentukan keberhasilan pertandingan. Adalah Otta Tarega, kibordis yang telah lima tahun menemaninya di panggung, yang datang menawarkan lagu itu pada pertengahan 2020. Niatnya iseng membikin band proyek sampingan. Sebelum menuliskan lagu buat Danilla, Otta pernah diberi tugas membuat aransemen ulang lagu-lagu lama Danilla supaya mereka tak bosan membawakannya di panggung. Lafa Pratomo, produser Danilla saat itu sedang sibuk sehingga tak punya waktu mengerjakannya semua sehingga harus membaginya bersama Otta. Di momen itu, Danilla merasa Otta punya kemampuan untuk menjadi produser, tapi belum ada pembicaraan di antara keduanya.

Selain itu, Danilla juga menuturkan jika lagu itu adalah ekspresi rasa jengah Danilla pada ekspektasi penggemar yang terlalu cinta pada Danilla era album Telisik (2014). “Meski cukup lugas, lagu itu masih menyisakan ruang interpretasi sesuai keadaan psikologis pendengar. Gaya penulisan lugas seperti ini”, kata Danilla. Karena dia sudah kenyang dengan segala macam diksi di album-album sebelumnya. “Aku sekarang ngerasa bisa deh jadi Danilla yang bodo amat lah. Ini yang pengen aku sampein. Gue kasih kerisihan lewat nada,” katanya. Seperti apa lagunya? Simak melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Bahagia Bersama Elang Nuraga & Sebastianus Ferdy di Lagu “Good Time”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner