Meresapi Kesendirian Ala Eitherway di EP Terbarunya

Meresapi Kesendirian Ala Eitherway di EP Terbarunya

Sumber foto : Press release Eitherway

Proses penulisan lagu dalam EP Hiding in Plain Sight  dilakukan pada masa-masa kesendirian personil Eitherway, dimana pada saat itu mungkin mereka terkesan “meresapi” kesendirian itu, hingga lahirlah EP ini.

Setelah hanya rilis secara eksklusif di Record Store Day Malang dan Tangerang beberapa waktu lalu, grup indie-rock asal Malang Eitherway akhirnya secara resmi merilis EP perdananya yang berjudul Hiding in Plain Sight, untuk disajikan ke publik yang lebih luas, melalui platform digital pada Minggu 13 Mei 2018 lalu. Selain itu, EP berisi lima trek yang diracik oleh tangan handal dari Bagas Yudhiswa (Beeswax), dan dirilis oleh label indie ternama asal Malang Haum Entertainment ini juga tersedia dalam format CD.

Tentang pemilihan nama judul Hiding in Plain Sight  sendiri, menurut mereka frasa judul tersebut diambil dari bait trek pertama mereka di EP, Mono. Judul tersebut menurut sang vokalis, Bagas Asfriansyah, dipilih karena mereka pikir frasa itu bisa merangkum apa yang ingin disampaikan oleh seluruh trek dalam EP tersebut.

Bagas juga menambahkan jika proses penulisan lagu dilakukan pada masa-masa kesendirian dia dan Guntur (gitaris Eitherway), dimana pada saat itu mungkin mereka terkesan “meresapi” kesendirian itu, hingga peristiwa-peristiwa seperti one-sided love dan munculnya pikiran what-if?, tentang kehidupan ala pemuda yang “berusia tanggung” pun kerap muncul. Hal itulah yang akhirnya mereka tuangkan ke dalam lagu-lagu di EP ini, jelas Bagas yang juga mempunyai proyek solo bernama Minor Dialogue.

Menurutnya secara figuratif pun idiom “hide in plain sight” itu sendiri berarti “ada namun tak terlihat”. Hal itulah yang mengiaskan kesendirian dan/atau kesepian yang terjadi di EP ini. Condong ingin sendiri, namun tidak introvert, dan jadi seakan-akan ingin bersembunyi, tapi masih berjalan di khalayak ramai. Singkatnya, lirik-lirik di dalamnya tidak semata-mata menyampaikan kesendirian itu sendiri, namun lebih kepada momen-momen yang terjadi di antaranya. Meskipun diakui olehnya, jika mereka juga tidak tahu, dan tidak terlalu memperhatikan seperti apa sistem jelasnya, “we’re hiding in plain sight”, atau malah, “hidden in plain sight”. Bersembunyi dari keadaan bersosial, atau, disembunyikan oleh sosial, karena tidak mau bersosialisasi, kecuali dalam keadaan tertentu. Memang cukup tricky dan beyond words. Namun itu juga ironi yang ingin mereka tekankan, bahwa hidup dalam kesendirian itu sebenarnya tidak sesimpel yang dikira, tidak ‘nikmat’ dan tidak mudah dijalankan pula.

BACA JUGA - Chemistry Menarik Charita Utami dan Yudhistira Mirza lewat Detak

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner