Mengulik Musik Dan Cerita Menarik Dari Elephant Kind

Mengulik Musik Dan Cerita Menarik Dari Elephant Kind

Dengan mengambil garis besar pop dan pola musik yang upbeat, Elephant Kind menjadi sebuah band yang banyak diperbincangkan

Berawal dari tugas akhir sang vokalis, Bam Mastro, saat menempuh pendidikan di Australia, pada pertengahan tahun 2013. Saat itu Bam membuat skripsi yang mengharuskan dirinya menjadi produser sebuah band. Namun karena dirasa tidak menemukan gambaran ideal tentang band yang dia inginkan, akhirnya dia memutuskan membuat proyek ini sendiri yang dinamakan Elephant Kind. Elephant Kind sendiri, yang awalnya sebuah proyek musik Bam tadi, pada akhirnya menemukan pasarnya sendiri, karena warna musiknya yang unik, ditambah kekhasan vokal Bam, menjadikan band ini tidak memerlukan waktu yang lama, sampai akhirnya bisa muncul ke permukaan, dan digemari banyak orang. Ini dibuktikan dengan ragam gigs yang menyertakan mereka dalam line up nya. Lagu-lagunya seperti “Beat The Ordinary” ataupun “Oh Well”, yang mengedapankan pola drum yang upbeat, dan patahan ritmis gitar dengan sound crunch yang renyah, serta fondasi permainan bass yang solid.  

Jika ditanya tentang genre musik yang Elephant Kind mainkan, mereka memberikan pernyataan genre musiknya dengan istilah visionary pop. Hal ini didasari karena banyaknya unsur musik yang mereka mainkan, sehingga mereka sendiri kesulitan mengkerucutkan musiknya seperti apa. Dengan mengambil garis besar pop dan tambahan unsur lainnya, yang dikuatkan dengan instrumen synth, dan juga pola musik yang upbeat, dengan ketukan drum yang rapat, dan repetasi lick gitar yang catchy. Terdiri dari Bam (vokal, Gitar), Dewa (Gitar, Synth), Bayu (Drum), dan Kevin (Bass). Tentang Bayu dan Kevin sendiri, awalnya mereka adalah personil dari band yang diproduseri Bam bernama Nenomora, sebuah band yang juga diperkuat oleh kakak kandung dari Bam, yang pada tahun 2013 lalu mendapatkan penghargaan album terbaik oleh sebuah majalah musik ternama di Indonesia.

Band yang terinspirasi oleh Kanye West, Sigur Ros, Bon Iver, dan Michael Jackson ini punya cerita menarik tentang tanggapan orang, yang mengartikan nama Elephant Kind dengan artian gajah yang baik. Padahal sebenernya arti Elephant Kind sendiri dituturkan oleh Bayu mempunyai arti sejenis gajah. Sampai akhirnya hal itu menjadi pernik lain dari band yang pernah menjadi favorite new comer, di sebuah ajang penghargaan Indonesia Cutting Edge Musik Award atau ICEMA pada tahun 2014. Dan uniknya lagi secara berturut-turut mereka terpilih menjadi favorite new comer dari tahun 2014, 2015, 2016, 2017, dibeberapa media yang berbeda-beda.

Selain dua hal cerita unik dari Elephant Kind diatas, masih ada cerita-cerita menarik lainnya yang bisa digali dari band ini. Seperti misalnya kenapa band ini jarang menggunakan lirik bahasa Indoneisa di lagu-lagunya, ataupun hal lain seputaran band dan musik yang mereka hasilkan. Selengkapnya bisa kalian saksikan di program acara DCDC MUSIKKITA, yang ditayangkan pada hari Sabtu, tanggal 16 November 2017, pukul 23.00 di Global TV.  

Foto diambil dari Instagram Elephant Kind @elephantkind

BACA JUGA - Enam Jam Perjalanan Kereta dengan Lagu Indie-Pop Pilihan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner