Menerjemahkan Nada-Nada Destruktif Hasil Olahan Law Of Attaction

Menerjemahkan Nada-Nada Destruktif Hasil Olahan Law Of Attaction

Sumber foto: Rilisan pers LOA

Setelah dua tahun tertunda, mini album berjudul Presque Vue dari Law of Attaction akhirnya akan dirilis secara keroyokan oleh tiga label rekaman.

Memasuki tahun 2018, Law of Attaction (LOA) patut berbahagia dan merasa lega, usai penantiannya selama dua tahun untuk mempersiapkan debut mini album-nya yang berjudul Presque Vue. Setelah melewati berbagai kendala teknis dan non-teknis yang menjadi sebab tertundanya album mereka, mini album tersebut akhirnya akan dirilis secara keroyokan oleh tiga label rekaman, yakni Benalu HQ, D'Kolektif, dan Lokanalog Recs dalam format kaset pita.

Dari rilisan pers yang DjarumCoklatDotCom (DCDC) terima, mereka menuturkan jika dalam mini album ini terdapat dua lagu berdurasi cukup lama dengan sentuhan aransemen khas post-metal yang bertalu-talu, seiring dengan dentuman hardcore punk dan ambience yang gelap nan magis. Sehingga, akan tertangkap aura destruktif di dalamnya ketika mendengarkan musiknya.

Sedangkan tentang judul Presque Vue sendiri, mereka menuturkan jika nama itu berasal dari etimologi Prancis: Presque berarti almost (dalam Bahasa Inggris) atau hampir (dalam Bahasa Indonesia); Vue berarti seen (dalam Bahasa Inggris) atau terlihat (dalam Bahasa Indonesia). Jadi, jika digabungkan bisa dimaknai sebagai sesuatu yang nyaris terlihat.

Ditambahkan pula oleh Giring Ichwan, gitaris band LOA, jika Presque Vue cukup untuk menggambarkan keseluruhan dari album instrumental ini. Karena, Presque Vue sendiri bisa diibaratkan dengan kejadian ketika kamu ingin mengeluarkan kata-kata yang sudah ada di ujung lidah, tapi tidak bisa keluar dan itu malah membingungkan dirimu sendiri.

Di samping itu, Latif dari Benalu HQ merasa senang dan bangga bisa menjadi bagian dari debut album LOA. Berawal dari pertemuannya dengan LOA di salah satu gigs di Depok. Latif tertarik ketika menyaksikan deretan nomor tanpa vokal disajikan dengan menarik pada penonton kala itu.

Sebagai orang yang jarang mendengar band-band post metal, mungkin saya bisa dibilang jenuh dengan durasi lagu band-band sejenis, terkecuali LOA. Bermain intens, menendang, tajam serta tidak terlalu banyak gimmick untuk memperdalam durasi,” ujarnya.

LOA sendiri terdiri dari Ihsan Ramadhan Saputra pada drum, David Dul pada gitar, Giring Ichwan pada gitar, dan Mabok Hakim pada bass. Dibentuk sekitar pada pertengahan 2014, LOA hadir untuk menyediakan nada-nada destruktif sebagai wujud respon pada zaman. Bisa dibilang, mereka coba menerjemahkan zaman melalui musiknya, yang secara garis besar bernada ironi.

BACA JUGA - Persembahan Arek Malang dari Tanah Britania

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner