Mempresentasikan Rock 'n Roll Khas Indonesia ke Publik Eropa

Mempresentasikan Rock 'n Roll Khas Indonesia ke Publik Eropa

Indische Party dan Flower Girls meneruskan tongkat estafet musik rock 'n roll Indonesia hingga lintas benua.

Konon katanya, sebelum The Beatles menjadi kiblat musik dunia, ada sebuah band Indonesia bernama The Tielman Brothers yang dipercaya lebih dulu memperkenalkan musik beraliran rock sebelum The Beatles. The Tielman Brothers merupakan band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada tahun 1950-an. Aksi panggung mereka dikenal selalu atraktif dan menghibur. Mereka tampil sambil melompat-lompat, berguling-guling, serta menampilkan permainan gitar, bass, dan drum yang menawan. Andy Tielman, sang frontman, bahkan dipercaya telah memopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page atau Ritchie Blackmore. Karena kekhasannya, musik mereka lebih dikenal dengan julukan Indo Rock oleh orang-orang eropa.

Selain The Tielman Brothers, ada juga Dara Puspita, sebuah grup musik asal Surabaya, Jawa Timur yang dibentuk tahun 1964, dan beranggotakan Titiek Adji Rachman (gitar melodi), Lies Soetisnowati Adji Rachman (bas), Susy Nander (drum), dan Ani Kusuma (gitar pengiring), yang semuanya adalah perempuan. Dua band tadi seakan menjadi cetak biru musik rock Indonesia, yang keberadaannya menjadi satu khasanah budaya yang bernilai historis tinggi.

BACA JUGA - Kejutan Baru dari Indische Party di Oktober Ini!

Berangkat dari kesadaran akan akar budaya musik rock terdahulunya, dua band rock generasi hari ini Indische Party dan Flower Girls seolah terpanggil untuk meneruskan tongkat estafet musik rock 'n roll Indonesia. Panggilan ini dieksekusi untuk kemudian mempresentasikannya ke publik dunia, yang dalam hal ini dikerucutkan ke publik Eropa.

Terbentuk di Institut Kesenian Jakarta pada 2011, Indische Party telah melepas album penuh perdana Indische Party (2013), album mini On Vacation (2016) yang direkam di studio legendaris Abbey Road, London, Inggris, dan album penuh kedua Analog (2016).

Sedangkan Flower Girls adalah band tribute untuk Dara Puspita. Ke empat wanita dalam band ini dibentuk khusus untuk program Europalia. Dikuratori oleh Ubiet Raseuki dari Europalia dan David Tarigan sebagai konseptor, Flower Girls terdiri dari Yuyi Trirachma (bass dan vokal), Tika Pramesti (drum dan vokal), Tanya Ditaputri (gitar dan vokal), dan Rika Putrianjani (gitar dan vokal).

Selepas bermain dalam tema “60’s & 70’s Indonesian Rock 'n Roll Night” di London dan Brussels, Indische Party, Flower Girls, dan David Tarigan telah mendarat di tanah air pada akhir Oktober 2017 lalu. Kurang lebih, satu minggu lamanya mereka menghabiskan waktu di Eropa untuk mempresentasikan budaya musik kontemporer Indonesia dalam gelaran Europalia Arts Festival 2017.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner