'Membuang' Waktu Dengan Rumahsakit

'Membuang' Waktu Dengan Rumahsakit

Review Gig: Rumahsakit - +ime After +ime Showcase

Cuaca petang menuju malam kota Bandung pada Sabtu (22/8) itu sungguh mengasyikkan. Diawali sore yang teramat cerah sampai akhirnya kesejukan hakiki yang sudah semestinya melanda kota ini khususnya di wilayah utara. Kondisi tersebut dimanfaatkan sekaligus dinikmati oleh salah satu petandang dari ibukota yang menamakan diri mereka Rumahsakit. Eksponen pop yang tersohor dengan hit macam "Pop Kinetik" dan "Hilang" itu akhirnya kembali lagi ke ibukota Jawa Barat paling metropolitan saat ini. Dibantu pihak Submarine Bandung dan guna melakukan promo album terbaru mereka "+imeless yang dirilis Maret 2015, mereka sengaja melakukan konser intim dengan tajuk "+ime After +ime". Salian Art Gallery yang bertempat di Jalan Sersan Bajuri no. 86, Bandung dipilih sebagai 'istana' kecil nan istimewa bagi grup yang terealisasi di tahun 1994 itu.

Selain menggelar showcase, mereka pun tak segan-segan untuk melakukan eksebesi karya seni rupa dari sebagaian personelnya sampai beberapa nama aduhai dari komunitas Ruang Rupa Jakarta. Karya seni yang ditampilkan sendiri bertemakan judul maupun makna lirik yang telah dibuat Rumahsakit hingga kini. Beberapa karya pun dijual untuk setidaknya menjadi sumbangan amal yang diperuntukkan bagi salah satu yayasan gagasan anak-anak Ruang Rupa dimana berisikan orang yang mempunyai masalah dengan kesehatan dan kurang mampu.

Kuintet Muhammad Arief Bakrie (vokal), Najoan bersaudara Marky (gitar)-Mickey (kibor), Shendy Adam (bas) dan Fadly Wardhana (drum) akhirnya naik panggung sederhana malam itu tepat pukul setengah delapan malam dengan jumlah penonton yang tak terlalu banyak. Mereka awali keintiman dengan nomor "Datang" yang diambil dari album keduanya "Nol Derajat". Penonton tak segan-segan untuk merangsek begitu dalam hampir di mulut panggung ketika lagu itu berkumandang. Suasana syahdu hadir di lagu "Sandiwara Semu", sebuah nomor balada yang berada dalam kantung teranyar mereka "+imeless". Setelahnya satu lagu favorit yang diakui Arief sebagai lagu favoritnya, "Ruang" dibawakan dengan sungguh khidmat. Setelahnya nomor-nomor yang tak asing di telinga para penggemarnya macam "Sakit Sendiri", "Mati Suri", dan "Bernyanyi Menunggu". Terkecuali "Demi Hari" maupun "Shout Now", yang memang agak asing karena memang beberapa materi di album barunya. 

Satu sosok manis berkacamata berambut pendek dengan dress abu-hitam hadir di tengah-tengah Arief cs. Sosok itu sendiri yakni Dhea Febrina, frontwoman dari ukulele folk, Littlelute sekaligus vokal latar anyar Angsa & Serigala. Dirinya berkolaborasi apik untuk mendendangkan  satu lagi yang dimuat di album "+imeless" yaitu "ONS". Selain itu mereka berenam menggubah ulang lagu andalan milik Peter Bjorn & John, "Young Folks" dan membawakan nomor college rock dari album "Nol Derajat, "Psychic Girl" yang pernah diaransemen ulang oleh Goodnigh Electric. Sebelum melakukan rehat, Rumahsakit memberikan suguhan ciamik dengan lagu-lagu berjudul "Tak Ada Yang Selamanya", lagu favorit Arief lagi yakni "Terbalik", "Untuk Semua", sampai tembang yang cukup tersohor, "Anomali".

Selepas rehat selama 15 menit, Rumahsakt kembali naik singgasana mininya dengan sebuah lagu yang masih berada dalam "+imeless", "Duniawi" dan "Apa Yang Tak Bisa". Satu nomor cover kembali ditembangkan, kali ini datangnya dari lagu grup bentukan Brett Anderson dkk yaitu Suede dengan "She's In Fashion" dari  studio album "Head Music". Kemudian single andalan dari "+imeless" yang memang sudah dikenal di kalangan pecinta baru maupun lama Rumahsakit bertitel "3:56" dibawakan dengan penuh semangat. kemeriahan tak berhenti disitu karena nomor paling hits tersaji saat itu juga. Lagu "Hilang" membuat suasana gegap gempita dan tak bisa dipungkiri sing along dengan lantangnya menghangatkan 18 derajat Celcius suhu Bandung malam itu. Lanjut kembali dengan "Kuning" yang membuat atmosfer tambah panas dan hampir penonton menampakan wajah-wajah sumringah. Hingga akhirnya tajuk konser spesial "+ime After +ime" itu dihadapakan dengan nomor ke-22 alias terakhir, "Pop Kinetik". Mulai dari personel, penonton, kru dan lainnya berseri kegirangan karena setidaknya mereka telah membuat konser ini bernilai luar biasa.  

Foto: Rumahsakit Docs.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner