Melvhin Samuel Perkenalkan “Rikuh” Sebagai Single Perdananya

Melvhin Samuel Perkenalkan “Rikuh” Sebagai Single Perdananya

Lagu “Rikuh” diambil dari puisi seorang perempuan bernama Kinasih Saraswati, yang bercerita tentang pilunya kekalutan manusia.

Dengan bekal pita suara unik, seorang penyanyi pria asal Bandung, Melvhin Samuel, menawarkan jenis musik popular yang dikembangkan ke ranah yang lebih jazzy/soul, dimana salah satunya tergambar lewat single yang dia rilis pada pertengahan Maret ini, berjudul “Rikuh”. Single ini sendiri sudah tersedia di berbagai layanan musik digital sejak 18 Maret lalu.

Lebih jauh tentang lagunya, menurut rilisan pers yang DCDC terima, lagu “Rikuh” diambil dari puisi seorang perempuan bernama Kinasih Saraswati, yang bercerita tentang pilunya kekalutan manusia. Kalut di sini karena apa-apa yang menjadi pembeda selalu berada di atas kebersamaan, dan sebaliknya, arti kata bersama selalu saja berselimut di sela-sela rasa yang ada, walau pun berbeda.

Untuk hal ini Melvhin menuturkan jika setiap manusia selalu diberikan wadah untuk berfikir di atas rasa, yang mana itu adalah dua hal yang sukar dipadupadankan. Menurutnya, di momen inilah penulis merasa sedang tidak beruntung, dan satu-satunya cara merasa beruntung itu berpihak adalah ketika logika selaras dengan rasa atau istilahnya, direstui semesta, layaknya nasib atau kemauan dan kebisaan dari seorang manusia.

“Rikuh tertuang ke dalam narasi yang bertemakan berandai-andai. Andai dia ada, tidak akan semurung ini. Andai dia ada, momen ini lengkap. Andai dia ada, pencapaian penulis di kala itu tidak hambar. Andai dia ada, rasa berjuang untuk yang selanjutnya mampu lebih kuat dan terarah. Tapi sayangnya, semua itu hanya ilmu berandai-andai, dan tetap didapati momen sendiri menantang pencapaian. Kalut maksimal, tapi nelangsa,” ujar Melvhin Samuel.

Sedangkan secara musikal, bunyi yang ditawarkan lagu ini menurutnya merupakan upaya menerjemahkan dari makna lagu yang dimaksud. Tegasnya rhythm dan melodi setiap instrumen merupakan gambaran dari perasaan kalut tersebut, yang dicampurkan dengan keinginan atau rindu yang sedikit tertahan, tetapi jika sejenak menutup mata hal itu terasa sangat indah dan terasa hangat. Alunan setiap instrumen pun di olah ‘se seksi’ mungkin di setiap notasinya.

Untuk keterlibatan penggarapan lagu ini, Melvhin Samuel turut menunjuk dua orang produser sekaligus, yakni Nissan Fortz dan Tiar Renas, gitaris dari unit rock-ekspermimental SUPERFINE. Adapun musisi yang terlibat dalam teknisnya meliputi Sandi Lesmana pada bas, Marissa Sutanto (drum), Iday Adhya (keyboard), Oki dirgualam (Trumpet) dan Andreina Silah (vokal latar). Sedang Nissan Fortz sendiri ikut ambil bagian pada departemen gitar. Sementara untuk proses akhir audio atau mixing dan mastering dipercayakan kepada Puja purnama di Escape Studios, Bandung.

Di luar itu, Melvhin Samuel juga turut mengemas lagu ini dengan tawaran sampul yang ia elaborasikan bersama ilustrator muda, Luthfil Hadi. Lewat tangan ilsutrator yang memiliki nama artist Sakadang Keos ini sampul single digambarkan menjadi sebuah lukisan kalut dari potret diri seseorang yang digambarkan sebagai subjek lagu. Melanjutkan aktivitasnya terkait rilisan ini, Melvhin Samuel berencana untuk melepas video lirik, kemudian video klip, promo di berbagai radio, dan sebuah showcase di Bandung, hingga pada nantinya bermuara pada album penuh. 

BACA JUGA - Simak Visual Berupa Rumor, Citra, & Persona Dari Atlesta

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner