Mafia Hadir Dengan Lagu yang Dilatari Pertentangan Kesehatan Mental

Mafia Hadir Dengan Lagu yang Dilatari Pertentangan Kesehatan Mental

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Mafia

Lagu “Halusinasi” merujuk pada pertentangan kesehatan mental, di mana hal itu berawal dari sindiran para personil terhadap seseorang/kelompok yang merasa dirinya pandai mengubah sebuah kebohongan.

Menjalani tiga tahun karir bermusik, Mafia jadi unit kreatif yang mengetengahkan eksplorasi musikal sebagai cara mereka meramu karya. Band yang digawangi oleh Wahyu insani Akbar, Bobby, Albertus Rio, Rebecca Hangewa, dan MTH Fajar ini mengaku jika ide membuat band Mafia dilatari oleh ketertarikan Wahyu dan Bobby dengan image gangster italia-america yang disebut dengan nama La Cosa Nostra atau lebih dikenal dengan nama Mafia. Namun, sebagaimana umumnya band kebanyakan Mafia juga merasakan kehilangan personil di tubuh bandnya, hingga pada bulan Juli 2018 Rio (bass) mengundurkan diri karena perbedaan visi bermusik. Setelah beberapa kali 'memakai' addtional player, per bulan Maret 2020 Rony Aritonang resmi bergabung dengan Mafia.

Selain itu, diakui pula oleh mereka jika sejak awal terbentuk nama Mafia sudah disepakati menjadi nama dari entitas yang terdiri dari 5 orang ini, selain gampang diingat menurut mereka nama Mafia juga sangat mempresentasikan isi lagu Mafia, baik secara aransemen maupun lirik. Komposisi musik Mafia yang kental dengan nuansa rock dibalut dengan brass section serta progresi chord yang khas ini berlatarkan blues & jazz swing dalam olahan aransmennya, hal tersebut membuat musik Mafia terdengar elegan namun urakan.

Dengan semua olah kreasi seru yang mereka tuangkan dalam musiknya, hal tersebut kemudian berbuah manis kala Mafia merilis single berjudul “Hedonis”,  lalu berlanjut single “Oposisi”, dan yang terbaru mereka merilis single “Halusinasi”. Perilisan single “Halusinasi” ini menjadi terasa istimewa mengingat sebelumnya Mafia sempat vakum beberapa bulan, hingga akhirnya kembali dengan single “Halusinasi” ini.

Lebih jauh bercerita tentang lagu “Halusinasi”, menurut rilisan pers yang DCDC terima, lagu ini merujuk pada pertentangan kesehatan mental, di mana hal itu berawal dari keresahan berupa sindiran(dibaca: ejekan) para personil, terhadap seseorang atau kelompok yang merasa dirinya pandai mengubah sebuah kebohongan menjadi kenyataan. Menanggapi hal tersebut, sang vokalis Rebecca menuturkan jika kalimat seperti “Udah biarin aja dia mah gila!” menjadi sebuah kalimat yang seringkali terlontar. Bentuknya bisa berupa candaan, bisa juga sebaliknya.

“Saya merasa bahwa menjadi gila adalah tameng yang efektif melindungi sebuah kesalahan. Pun dengan sikap yang ‘dianggap’ menyimpang dari stereotipe normal menurut masyarakat. Pada akhirnya kita tidak bisa membedakan sebuah kegilaan yang benar-benar gila. Karena bagi saya, kegilaan hanya masalah perspektif. Dianggap sebagai bagian dari ketidak-warasan, Halusinasi bagi saya adalah ejekan ringan yang berlaku untuk kita semua yang pasti akan melakukan proses manipulasi apapun bentuknya, sebelum akhirnya kita mengekspresikannya menjadi ‘sebuah kenyataan cerita. Pun menjadi ejekan keras bagi kita yang sadar betul terhadap segala bentuk manipulasi untuk tujuan memegahkan diri sendiri. Karena, mungkin kamu tidak sadar kalau kamu hanya hidup diatas khayalan”, ujar Rebecca.

BACA JUGA - ‘Ruang Semu’, Debut The Kefman Setelah Setahun Berdiri

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner