Letupan Rapper Anyar Ambisius

Letupan Rapper Anyar Ambisius

By: Karel

Review Single "Ivan Vanalsa – Magma"

Sayup-sayup terdengar lantunan lagu dari media player yang diputar melalui smartphonenya sejak sejam yang lalu. Hanya sebuah lagu yang terus di-repeat berulang kali. Meskipun begitu, batinnya serasa begitu haus akan makna. Ia terus berharap ada chemistry antara hentakan lirik yang menggema dari balik earphone, dengan kedalaman relung hati lalu bisa ber-resonansi. Masalah yang dihadapinya bukan masalah biasa. Ada segugus harapan yang menunggu untuk dibangkitkan atau bila tidak akan mati begitu saja. Istimewa. Begitulah ia menamai masalah yang tengah menghadangnya. Karena selain masalah keuangan –yang sudah umum menimpa setiap warga di negara ini, ia menjadi istimewa karena menyangkut jati dirinya sendiri. “Aku bisa gila kalau begini caranya..”, ujarnya bergumam pada diri sendiri. .

Impian yang selalu ditumbuh-kembangkannya bahkan ketika tidur sekalipun, kini berada di ujung tanduk. Impian seorang Ivan mesti dipertaruhkan di perbatasan antara akal sehat dan ketidak-warasan. Bila ia tetap bersikukuh mengejarnya, ia akan dianggap kurang waras. Sedangkan bila ia ingin tetap menjadi anggota kaum berakal sehat, ia mesti berhenti mengejar mimpi-mimpinya sendiri. Mimpi-mimpi yang mengukuhkan kesejatian dirinya. Pada titik ini ia limbung. Tapi semua itu terkompensasi dengan kegemarannya membuat lagu. Membuatnya ia tetap berada di garis perbatasan itu. Menghindarkannya jatuh ke jurang pesimisme. Maupun terbang tinggi meninggalkannya dari jejakan kaki di bumi tempatnya ia sekarang hidup. Ivan sadar betul bahwa suatu saat ia mesti memilih. Tapi hingga putaran alunan nada yang kesekian kalinya ia dengar, Ivan masih tetap memilih untuk tidak memilih. Abstein. Yang masih ia pertimbangkan ialah arah mana yang mesti ia tuju? Untuk saat ini, ia masih belum bersedia terjun ataupun terbang. Ia memilih titik setimbang di antara keduanya. Melayang menjejak garis itu. Berharap tidak terpuruk, juga tidak lupa daratan.

Di akhir lagu ini ia pun memutuskan, “Hai alam raya, perkenalkanlah, namaku Ivan. Aku takkan mudah ditaklukkan. Aku adalah impian terpendam. Kalaupun ku harus mengalah, ku ‘kan mengalah untuk menang. Ku kan bergabung dengan para pemenang. Sampai jumpa di akhir perjalanan ini. Di kehidupan yang akan datang.” Kali ini ia hentikan mode “repeat current song” pada smartphone nya. Ia siap untuk melangkah maju di deretan anak tangga kehidupan. Yang entah ada berapa milyar adanya. Semangatnya yang menggelegak kini sudah reda. Ia siap hidup dengan menjejakkan kaki ke tanah bumi. Dengan tatapan mata jauh ke depan. Ia pun memutar lagu-lagu berikutnya dengan mental seorang pemenang.

Contact:

www.facebook.com/ivanvanalsa

www.twitter.com/ivanvanalsa

www.soundcloud.com/ivanvanalsa

www.youtube.com/ivanvanalsa

www.instagram.com/ivanvanalsa

Foto: Enterlude Records Docs.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner