Lenggak-Lenggok WSATCC Hibur Kota Kembang

Lenggak-Lenggok WSATCC Hibur Kota Kembang

By: Karel

Jumat (24/4), Bandung memang sedang puncak-puncaknya dihinggapi oleh hingar-bingar perayaan Konferensi Asia Afrika ke-60 sekaligus bersolek menjadi lebih indah untuk menjamu tamu-tamu dari berbagai belahan negara di Asia dan juga Afrika. Mayoritas warga ibukota Jawa Barat ini cenderung larut dalam kemeriahan event akbar itu hampir satu pekan lamanya. Tetapi satu ‘oknum’ yang tergabung dalam kongsi bernama Liga Musik Nasional memilih menjamu tamu ‘lain’ yang lebih istimewa dari Jakarta. Limunas---kerap kongsi ini disingkat, malah merancang satu pergelaran musik dengan mendatangkan grup lokal kenamaan, White Shoes And The Couples Company (WSATCC) yang dimana sudah lama tak tampil di kota berjuluk Parisj Van Java ini sedari 2007 lalu. Dengan modus untuk menghilangkan rindu para penggemar WSATCC, pergelaran yang dibantu oleh gerai musik Omuniuum ini dinamakan “WSATCC Konser Di Kota Kembang” dan mengambil lokasi pementasan di Institut Francais D’Indonesie (IFI), Jalan Purnawarman no. 32, Bandung.

Sebelum kita lebih lanjut ke kemeriahan konser, kabar baik yang didapatkan yakni tiket pre-sale sebanyak 250 lembar habis dua hari sebelum hajatan ini berlangsung. Begitu juga ketika tiket box dibuka oleh pihak Omuniuum saat hari H dan menjual sisa 50 lembar lagi , dalam hitungan satu jam ludes terjual bak kacang goreng. Luar biasa! Pintu pertunjukkan akhirnya dibuka tepat jam 7 malam dengan antrian yang panjang hingga IFI akhirnya terisi lumayan penuh. Seperempat jam berselang, telah menyatu dengan penonton hadir dua wanita manis bernama Arum dan Meicy yang masing-masing siap dengan perantinya. Mereka berdua adalah Tetangga Pak Gesang yang didaulat oleh Limunas sebagai pembuka. Lalu aksi berlanjut dengan datangnya trio konyol, Pemandangan untuk berkolaborasi secara apik dengan Tetangga Pak Gesang. Dengan jumlah lima orang tepat depan berhadapan dengan penonton, mereka  sengaja disoroti lampu penerangan dan sisanya gelap. Penampilan mereka mengundang tawa terutama celotehan kocak dari dua personel Pemandangan yakni Amenk dan Ewink.

Dua penampil yang sama-sama dari Bandung itu diharuskan menyisih karena sang tamu sudah siap menyuguhkan aksi paling dinanti malam itu. Seketika pula itu tirai hitam yang sedari tadi tertutup rapat langsung terbuka dengan penampakan enam orang berpenampilan vintage namun elegan. Aprillia Apsari (vokal), Rio Farabi (gitar akustik), Saleh Husein (gitar), Ricky Surya Virgana (bass), Aprimela Prawidyanti (keyboard/synth), dan John Navid (drum) langsung saja menyapa 300 penggemarnya dengan tembang “Super Reuni” yang kemudian dilanjut dengan “Roman Ketiga” dan “Senja Menggila”. Sari sebagai vokalis yang tampil cukup manis malam itu mengungkapkan senang bisa kembali ke kota Kembang untuk menghibur yang hadir setelah delapan tahun tak pernah menyambangi kota ini. “Melangkah Keseberang”, “Masa Remadja” dan “Vakansi” menjadi repertoar selanjutnya yang tambah membuat ramai seisi IFI. Tak lupa juga lagu macam “Today Is No Sunday”, “Sunday Memory Lane”, hingga satu nomor yang mengingatkan dengan satu klub keriaan di kota Manchester sana milik almarhum Tony Wilson (Factory Records) yaitu “Hacienda”. Duo personel wanita Sari dan Mela tiba-tiba saja menyingkir dari panggung, hanya tersisa empat personel tersisa di atas panggung. Lalu mereka berempat mengkover nomor “Pathetic Waltz” dari Pure Saturday dengan posisi Ale menjadi penggebuk drum, John memainkan synthesizer, Rio membentot bass, dan Ricky bermain gitar sekaligus vokal. Setelah para jantan tadi membawakan lagu dari band pop/alternative legendaris, dua betina kembali naik panggung dengan memberikan suguhan berupa “Matahari”, “Kisah Dari Selatan Jakarta”, dan “Rented Room”.

Para penonton tambah sumringah saat WSATCC membawakan lagu tersohornya “Windu Defrina”, “Sabda Alam” dan “Aksi Kucing”. Bahkan ketika “Windu Defrina” dilantunkan, seniman kontemporer lokal terbaik saat ini Amenkcoy tiba-tiba naik panggung dan berlenggak-lenggok bahagia dengan mereka. Limunas malam itu akhirnya memasuki sesi encore, Sari Cs masing-masing membawakan lagu dari album dedikasi mereka terhadap lagu daerah, “White Shoes And The Couples Company Membawakan Lagu-lagu Daerah”. Tiga buah tembang yang cukup dikenal telinga namun sulit dilafalkan macam “Tjangkurileung”, “Te O Rendang O”, dan “Lembe-Lembe”. Hingga akhirnya mereka menutup repertoar sepanjang 100 menit itu dengan dua lagu yang berhasil melepas rindu para penggemarnya yaitu “Tam-Tam Buku” dan yang paling nge-hitsSenandung Maaf”.

Foto: Karel

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner