Lantunan Kisah Nyata di Album Terbaru Badai Sampai Sore

Lantunan Kisah Nyata di Album Terbaru Badai Sampai Sore

"Klandestin menjadi pasokan materi teranyar dari Badai Sampai Sore, pasca rilisan sebelumnya."

Setelah sebelumnya Badai Sampai Sore telah merilis album self-tiled di Negeri Kincir Angin, Belanda pada 2016 lalu, kini Badai Sampai Sore kembali merilis album terbarunya. Album baru ini bertajuk Klandestin, dengan single "Mata Serigala". Klandestin secara literal memiliki arti secara diam-diam, gelap, dan rahasia. Berkolerasi dengan album ini, Badai Sampai Sore sedang berusaha mewakilkan sebuah rasa yang telah terpendam secara diam-diam melalui karya terbarunya.

Lagu-lagu pada album ini mengutarakan perasaan atau emosi yang tercurahkan dalam situasi tertentu, dan sebagian besar cerita di album ini diangkat dari kisah nyata. Misalnya saja lagu "Di Atas Merah", lagu ini adalah cerita ketika sang vokalis Farie mencurahkan segala kesedihan yang mendalam setelah insiden kematian kucing kesayangannya yang terlindas mobil. Kisah nyata pun tercurahkan  pada lagu "Kering Air Mata Semesta". Lagi ini merupakan sebuah lagu yang melukiskan perasaan khawatir terhadap alam semesta yag semakin sekarat akibat gas metana, hasil dari sampah.

Klandestin melibatkan musisi bertalenta tinggi seperti Amoroso (Sisitipsi) dan King Daddy (Sound Solution). Peluncuran album Klandestin sendiri digelar pada Sabtu, 2 September 2017 di Galeri Cipta 3, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Acara launching album ini juga dimeriahkan oleh penampilan Jason Ranti. Selain itu, mereka pun menggelar pameran lukisan yang didasarkan dari tujuh lagu Badai Sampai Sore. Lukisan tersebut merupakan hasil dari tangan dingin Astri Purnama Sari. Tidak hanya lukisan, disana juga dipamerkan foto Badai Sampai Sore dari masa ke masa.

Foto: Badai Sampai Sore

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner