Kejutan Danilla Lewat Mini Album ‘Fingers’

Kejutan Danilla Lewat Mini Album ‘Fingers’

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Danilla

“Lebih enak yang langsung. Sengaja diluncurkan tanpa woro-wiri karena tujuannya adalah berbagi.”, ujar dara kelahiran 1990 ini.

Satu hal yang mungkin terlintas di pikiran banyak orang ketika menyebutkan nama Danilla mungkin adalah kalimat straight to the point, mengingat begitu serampangan dan apa adanya dia berlaku di banyak kesempatan. Baik wawancara atau pun sekilas warta dari akun sosial medianya. Hal itu pula yang nampaknya diamini Danilla dan segenap tim di dalamnya untuk menyajikan kejutan pada akhir bulan September lalu, kala dirinya merilis sebuah mini album berjudul Fingers di berbagai platform digital.

“Lebih enak yang langsung. Sengaja diluncurkan tanpa woro-wiri karena tujuannya adalah berbagi.”, ujar dara kelahiran 1990 ini. Pernyataan Danilla tersebut memang bukan tanpa alasan, mengingat lewat mini album Fingers ini Danilla ingin  menuangkan keresahannya terhadap isu sosial dan kemanusiaan. “Kebetulan saat itu keadaan di sekitar sedang panas, dan keresahan aku terhadap beberapa isu tersebut membuat aku melahirkan Fingers,” katanya.

Cover photo untuk mini album 'Fingers' (karya Rendha Rais)

Lebih jauh bercerita tentang pemilihan judul Fingers karena menurut Danilla dirinya suka dengan jari tangan. “entah apa yang terjadi dengan karya-karyaku kalau jari-jariku bermasalah.”, ujarnya. Menariknya, nama-nama jari juga dijadikan judul dari kelima lagu yang terdapat di mini album Fingers. Untuk hal itu Danilla menjelaskan jika semua lagu itu mewakili jari-jari tersebut. Misalnya, lagu “Thumb” dan “Pinky” yang memiliki durasi lebih pendek dari lima lagu ini. Lalu ada “Index” yang mewakili lambang telunjuk yang konon memiliki konotasi mengatur atau penguasa. “Middle” adalah lambang jari tengah, di mana kita sudah seperti diperkosa oleh kehidupan. Lalu “Ring” yang tak lain dan tak bukan tentang isu kebersamaan di negara kita. Semua lirik di Fingers berbahasa Inggris, karena menurutnya saat membuat lagu-lagu dalam mini album ini seolah-olah memang lebih enak dinyanyikan menggunakan bahasa Inggris.

Selain itu, Fingers juga menandakan pertama kalinya Danilla berperan sebagai pencipta lagu dan produser tunggal untuk sebuah kumpulan karyanya, serta memainkan semua instrumen. Ini disebabkan Lafa Pratomo, mitra andalan dalam perjalanan bermusik Danilla selama ini, tak bisa banyak terlibat seperti biasanya karena sedang sibuk dengan proyek rekaman lain. Maka Lafa menganjurkan Danilla untuk bekerja sendiri kali ini, dengan keterlibatan Lafa sebatas memberi bantuan teknis di studio, mengisi sedikit gitar di akhir lagu “Middle”, serta mengerjakan mixing. Proses rekaman pun berlangsung di Ruang Waktu Music Lab, studio rekaman yang dikelola Lafa.

“Ruang Waktu itu seperti rumah saja. Yang utama adalah energi yang ada di sana sudah menyatu dengan badan,” kata Danilla menjelaskan tentang studio yang ikut berperan menghasilkan album-albumnya. Alhasil, Danilla mendapat kesempatan untuk berkreasi dengan lebih leluasa, namun tetap dalam lingkungan yang nyaman dan familier. “Ego terpenuhi semua. Untuk teknis aku percayakan sama Lafa dan Ruang Waktu Music Lab karena digarap di sana, namun dari segi kreatif aku bebas sekali bisa berbuat sesuka hati. Membuat album sendiri itu menyenangkan,” katanya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Danilla Riyadi (@danillariyadi) on

BACA JUGA - Menyelami Mimpi Danilla Lewat "Dari Sebuah Mimpi Buruk"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner