“Kasidah Ria” By Kapal Udara : Ritual Banal Semrawut Persoalan Sosial

“Kasidah Ria” By Kapal Udara : Ritual Banal Semrawut Persoalan Sosial

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Kapal Udara

Lagu “Kasidah Ria” merunut kisah seorang pria paruh baya yang hidup di kota, di tengah modernitas, di mana pikirannya masih diisi beragam takhayul dan ketakutan

Menambah deretan band ‘folk’ yang punya hal otentik nan menarik, Kapal Udara, grup musik pop/folk asal Makassar-Indonesia yang terbentuk pada tahun 2015 ini membawa memoar manis masa kecil mereka lewat bebunyian etnik yang selaras dengan cita rasa modern dalam lagu-lagunya. Tidak lantas berlebihan dalam menyajikan cita rasa ‘kedaerahan’ mereka, akan tetapi notasi lagu yang mereka buat tidak bisa menutupi dari mana mereka berasal. Ada nada-nada rasa ‘Indonesia’ yang mengalun menyenangkan didengarkan pada saat senja, baik dengan kopi atau tanpa kopi, karena sejatinya lagu-lagu mereka menjadi candu itu sendiri.

Keriaan kala menyapa pendengar kembali mereka suguhkan kala merilis single-single terbarunya, dari mulai “Rumah Teman”, “Teka-Teki Bapak”, hingga yang terbaru, mereka hadir menyuguhkan sebuah lagu berjudul “Kasidah Ria”. Semuanya personal dan dilatari kisah yang kuat dari si empunya lagunya.

Lagu “Kasidah Ria” merunut kisah seorang pria paruh baya yang hidup di kota, di tengah modernitas, pikirannya masih diisi beragam takhayul dan ketakutan. Pria ini mempercayai kesialan-kesialan dalam hidup datang karena adanya hal magis di sekitarnya. Pria ini juga percaya berbagai persoalan dalam hidup bisa secara instan diselesaikan dengan sejumlah ritual.

Singkatnya, lagu ini berisi tentang irisan dan pertentangan antara agama dan sains, magis dan logis, maupun takdir dan kehendak manusia. Banyak orang mengambil jalan pintas dalam hidupnya dengan membuat kesimpulan-kesimpulan seperti "memang sudah takdirnya", "saya sial karena melanggar pamali", dsb. Padahal segala sesuatu bisa dijelaskan secara rasional dengan melihat sebab akibat.

Dalam skala lebih besar, Kapal Udara mencontohkannya melalui fenomena kemiskinan dan kerusakan alam, banyak  orang  yang menerimanya hanya sebagai takdir atau cobaan dari Tuhan, hingga akhirnya orang-orang hanya bisa pasrah dan berharap dapat ganjaran kebaikan yang lebih besar di akhirat  nanti. Padahal, bagi Kapal Udara, semuanya tidak terjadi begitu saja, harus juga dilihat sebagai bentuk ketidakadilan juga keserakahan manusia. Lagu dengan isian pesan kuat ini dikuatkan juga oleh suguhan visual berupa video musik yang disutradarai oleh Yoga Pratama. Simak videonya melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - “Industrialiberty” : Ode Untuk Pekerja Indonesia Dari OKUMMA

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner