Kabar Duka Untuk Ranah Musik Reggae Indonesia, Steven 'Tepeng' Kaligis Tutup Usia

Sumber foto : Diambil dari akun instagram official @stevenandcoconuttreez

Kabar duka datang dari ranah musik tanah air dengan berpulangnya musisi Steven Nugraha Kaligis atau lebih dikenal dengan Tepeng, yang wafat pada usia 46 tahun. Vokalis Steven and Coconuttreez itu diketahui sempat terserang virus corona atau Covid-19, namun saat ditemui usai pemakaman sang vokalis, kabar itu langsung diluruskan oleh Putra, selaku manajer Steven & Coconut Treez. Sang manajer menuturkan jika sebelum menghembuskan napas terakhir, mendiang Steven sudah dinyatakan negatif Covid 19. Akan tetapi penyakit ginjalnya terlanjur merembet ke organ tubuh lainnya. Diketahui Tepeng memang memiliki riwayat penyakit gagal ginjal, dan sempat dirawat selama empat hari di Rumah Sakit Medika BSD, Tangerang, hingga ia mengembuskan napas terakhir hari Selasa, 22 Juni 2021, pukul 07.30 WIB.

Dalam kesempatan yang sama, salah satu personel Steven & The Coconut Treez, Tege membenarkan bahwa Steven Kaligis meninggal karena sakitnya. Ia juga mengungkapkan bahwa sahabatnya itu sudah menahan sakit selama 4 tahun lamanya. Tege pun mengungkapkan bahwa Steven Kaligis menderita penyakit ginjal dan sudah berobat kemana-mana. Sakit yang diderita Steven pun juga sering kambuh ketika kondisinya drop sampai pada akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit

Tepeng yang selama ini dikenal sebagai vokalis Steven and Coconuttreez menjalani karir bermusiknya dengan penuh dinamika, bahkan dirinya harus memberanikan diri merantau sendirian dari Pekanbaru, Riau ke Tanjung Duren, Jakarta. Kala itu ia masih duduk di kelas 2 SMA. Hal itu yang menjadi salah satu faktor, melandasinya menjadi anak band. Sejak duduk di bangku SMP, Tepeng sudah mencicipi panggung pentas seni (pensi), menghibur orang dengan membawakan lagu-lagu-nya The Beatles, The Rolling Stones hingga Metallica.

Saat akhir pekan tiba, Tepeng pilih menyibukkan diri menjadi kru musik. Kerjaannya adalah mengangkat sound system, yang disebutnya sebagai job kuli sound system. Jika sedang tidak ada job angkat-angkut sound, maka ia bisa dadakan mengamen, melompat dari bus kota ke bus kota rute Komdak-Bypass-UI Salemba-Pulogadung. Sampai akhirnya Tepeng tergabung dalam sebuah band bernama Scope (sebelum akhirnya dia mendirikan Steven and Coconuttreez).

Menjadi vokalis Scope, ialah fase di mana wajah Tepeng mulai dikenal publik. Band alternative rock yang dulu sering muncul di televisi itu sempat dikontrak tiga tahun oleh sebuah label musik ternama. Namun ketertarikannya dengan musik reggae tidak bisa dia tutupi, dan bahkan dalam setiap album Scope, ia berkeras hati menyelipkan satu lagu reggae. Sampai akhirnya karena satu dan lain hal Scope harus bubar dan Tepeng menjalai fase baru bermusiknya bersama Steven and Coconuttreez. Bersama band inilah pada akhirnya Tepeng menemukan ‘rumahnya’, yang kemudian berbuah manis kala lagu “Welcome to My Paradise” yang dia buat bersama bandnya berhasil melejitkan namanya di industri hiburan Tanah Air. Bersama The Coconuttreez, Tepeng berhasil melahirkan album The Other Side, Easy Going, dan Good Atmosphere.

Dalam perjalanannya Steven and Coconuttreez sempat menyatakan diri vakum, dan Tepeng kemudian membentuk Steven Jam, dibantu gitaris Coconutt, Teguh Wicaksono atau Tege Dreadz. Sampai akhirnya Tepeng kembali bermusik dengan Steven and Coconuttreez setelah satu dekade mereka vakum, dan kembali menghasilkan single baru berjudul “Fallin”, pada tahun 2018 lalu. Rencananya single tersebut hendak dijadikan jembatan menuju album baru di 2020. Namun, pandemi Covid-19 melanda dan aktivitas band pun harus banyak tertunda. Namun, belum jauh lagi berjalan, Tepeng meninggal dunia pada Selasa, 22 Juni 2021. Selamat jalan bang Tepeng, dan selamat datang di surga yang kau cari selama ini. “Welcome to Your Paradise, Steven Nugraha Kaligis”.