Island Futurism Gambarkan Kisah Dibangunnya Sebuah Peradaban Melalui Album Kedua Bertajuk ‘Patri-Ark’

Island Futurism Gambarkan Kisah Dibangunnya Sebuah Peradaban Melalui Album Kedua Bertajuk ‘Patri-Ark’

Sumber foto : Diambil dari siaran pers Island Futurism

Secara garis besar album ini menggambarkan kepercayaan orang Taiwan atas dibangunnya sebuah peradaban. Dibuka dengan salah satu trek berjudul “Giant Stone Falling from The Sky” yang berkisah tentang jatuhnya sebuah batu besar dari langit dan mitos banjir

Gelora musik di tanah air yang sedang gencar-gencarnya ini, begitu terdengar ke beberapa negara tetangga, bahkan lebih luas lagi menyebar ke beberapa negara di benua asia lainnya. Perkembangan geliat musik yang begitu massif ini otomatis membuka mata dunia luar yang berbicara bahwa Indonesia memiliki potensi besar dan pangsa pasar yang luas untuk industri musik internasional. Tak hanya dihiasi dengan kedatangan band-band papan atas yang mengisi panggung di dalam negeri saat ini, para musisi/band asal negara tetangga pun kembali berdatangan melebarkan kiprahnya untuk merangkul penggemar musik di Indonesia.

Melalui Indonesia Taiwan Pop Bureau, disingkat ID-TW Pop Bureau (sebuah entitas yang menjadi penghubung kancah musik Indonesia dan Taiwan). Salah satu kolektif musik asal Taiwan bernama Island Futurism baru-baru ini menyiarkan kabar tentang rilisnya satu buah album yang bertajuk Patri-Ark. Bersama rilisan terbarunya ini, Island Futurism melangkah untuk memperkenalkan musik mereka yang dinamai sebagai formobeat, istilah baru yang diambil dari sebuah kata formosa (sebutan lain untuk pulau Taiwan) dan beat ini.

Kolektif musik yang diisi oleh 11 personil ini, Island Futurism secara musikal mencampurkan banyak pengaruh dalam musiknya. Mencakup beberapa unsur musik diantaranya seperti afrobeat, jazz, funk, psikadelik, hingga dub/reggae yang dikombinasikan dengan elemen-elemen lokal Taiwan baik itu dari tradisi hokkien maupun orang asli Taiwan. 

Meski mengusung lagu-lagu yang lebih condong ke arah musik Instrumental tanpa syair, mereka membangun narasi yang cukup kuat secara keseluruhan untuk album ini. Kekuatan narasi album ini ditegaskan oleh beberapa hal, dari mulai lagu pertama yang saling terhubung hingga yang terakhir, kemudian dari pemilihan judul, penggunaan macam-macam instrumen, dan artwork yang menghiasi sampul depan album ini.

Island Futurism menyebut, secara garis besar album ini menggambarkan kepercayaan orang Taiwan atas dibangunnya sebuah peradaban. Dibuka dengan salah satu trek berjudul “Giant Stone Falling from The Sky” yang berkisah tentang jatuhnya sebuah batu besar dari langit dan mitos banjir, lewat lagu ini memimpin sebuah kisah yang dipercaya mewakili titik balik antara dunia mitologis kuno dan dunia sejarah saat ini yang dianggap cocok sebagai gerbang narasi dari album Patri-Ark. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa trek berikutnya yang juga berisikan kisah-kisah tentang sejarah dan mitologis kuno yang dipercaya orang-orang lokal Taiwan.

Selain itu, mereka juga menyertakan dua interpretasi modern dari melodi tradisional, unsur ini tergambar dalam lagu “Spring Around” yang merayakan musim semi selama peradaban pertanian dan menggabungkan ritme dasar yang mengacu pada referensi Afrika. Kemudian di lagu “Water-Moon Ascending to the Tower” yang menggunakan ‘delapan nada’ dimana instrumen skala kuno yang umum digunakan di seluruh Asia Timur untuk menciptakan suasana perjalanan waktu yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan.

Proses penggarapan proyek musik untuk album ini dimulai sejak awal tahun 2023, seluruh materi direkam di salah satu studio kenamaan di Taiwan bernama Yuchen Studio. Island Futurism juga melibatkan beberapa nama yang memegang peranan penting diantaranya, Ta-Wei Wong seorang produser dan mixing engineer, dan Chen-Yen Wu sebagai recording engineer, nama lain yang terlibat ialah Lijon Hsu, yang berperan sebagai teknisi drum. 

Salah satu entitas yang juga memegang peranan penting pada proses mastering album ini ialah Metropolis Studio, Amerika Serikat oleh Mike Hillier, seorang mastering engineer kelas dunia yang pernah bekerja sama dengan Bonobo, Kasabian, Maribou State, The Streets, hingga Genesis. Untuk urusan estetika di sampul album ini dikerjakan oleh ilustrator kenamaan Taiwan, Khu Tsing-Bûn yang kemudian dirancang tata letaknya oleh Han Wu. Keseluruhan sampul dibuat lebih otentik dengan kearifan lokal kaligrafi Taiwan yang digarap oleh Yo-Shin Lai.

BACA JUGA - ‘Reality Club Present…’ : Sebuah Antologi Romansa di dalam Album Ketiga Reality Club yang Membawa Perayaan Cinta

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner