"Going Nowhere", Sebuah Single Katarsis atas Rasa Frustasi Post Human

Foto didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Terus terjebak dalam lingkaran kegagalan, Post Human merilis "Going Nowhere" sebagai sarana pelarian. Lagu ini lahir sebagai obat dari hiruk pikuk kehidupan yang menurut mereka kian menyesakkan. Ini juga menjadi pembuka menuju 360° Showcase yang sedang dirancang.

Ketika manusia kerap kali terjebak dalam satu lingkaran kesalahan; terus mengulang kegagalan, menelannya bulat-bulat dan harus melakukannya lagi, ada satu cara yang dilakukan Post Human untuk merekam lingkaran dan membuang rasa frustasinya. Adalah "Going Nowhere", lagu yang mereka buat untuk merespon tumpukan kegagalan itu, menghadirkan rasa ingin berontak dari jerat tersebut. Lagu ini dirilis pada 28 Februari 2021 melalui kanal YouTube Post Human.

Dipaparkan sang vokalis, Rizqi Iskandar, "Going Nowhere" lahir sebagai obat bagi hiruk pikuk kehidupan yang kian menyesakkan. "Setidaknya, dengan sedikit pelarian kita mampu bertahan menghadapi badai kekacauan yang kita ciptakan sendiri," tuturnya, dikutip dari siaran pers. Secara musik, di rilisan ini Post Human mencoba untuk meleburkan sound effect dan sampling syntheizer dalam permainan bass ganda mereka. Hal itu mereka lakukan guna membangun dimensi "jebakan" seperti yang diutarakan dalam isi lagu "Going Nowhere".

Dirilis dalam format video lirik, Post Human menggandeng Gilang Hadiputera dalam penggarapan visualizer lagu ini. "Going Nowhere" juga jadi pembuka dari 360° Showcase yang mereka rencanakan akan tayang di bulan Maret ini. Showcase tersebut akan mempertontonkan adaptasi ulang dari EP Nothing to be Done sebagai respon dari situasi pandemi. Guna mendukung showcase, mereka memproduksi merchandise khusus yang keuntungannya dipakai untuk keperluan showcase.

BACA JUGA - Review "Lost" (Reprise Version) - Post Human; Mari (Kembali) Tersesat!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner