Glaskaca Tawarkan

Glaskaca Tawarkan "Banda" Versi Reprise

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Glaskaca

Lagu “Banda” versi reprise ini menawarkan aransemen yang hampir semuanya beda dari versi pertama, yang memiliki berbagai sisi menarik untuk bisa dirasakan dan dapat diinterpretasikan dengan bebas oleh pendengar. 

Sebagai lagu yang dipilih sebagai pengantar perilisan album Adendum, lagu “Banda” yang dirilis oleh Glaskaca beberapa waktu lalu ini punya isian yang menarik secara musik maupun esensi lagunya. Tidak heran jika pada akhirnya lagu ini kembali dirilis dalam format yang berbeda. Dalam single versi reprise kali ini, Glaskaca menghadirkan sisi lain pada lagu tersebut.

Tentang hal ini, lewat rilisan pers nya, vokalis/gitaris Glaskaca, Dias Widjajanto menuturkan jika pada dasarnya aransemen yang dimainkan pada lagu “Banda” versi reprise ini memang hampir semuanya beda dari versi pertama, yang memiliki berbagai sisi menarik untuk bisa dirasakan. Namun secara rincinya, mereka tidak ingin memberikan batasan, dan biar pendengar yang mengintepretasikan sendiri.

Melalui aransemen yang berbeda, penabuh drum Nugroho Aldianto juga menjelaskan keinginannya. “Semoga pakai instrumen yang beda juga bisa mengantarkan pesan yang sebelumnya nggak tersampaikan di lagu versi sebelumnya,” paparnya. 

Sebelumnya, melalui lagu “Banda”, Glaskaca membuktikan ruang bermusiknya yang tidak terbatas. “Lagu ini terdengar berbeda dari lagu lainnya di dalam album Adendum karena kami betul-betul nggak ngasih batasan dalam bermusik, jadi kami bebas mengeksplorasi seluas-luasnya,” ujar Rayhan Noor, gitaris sekaligus pencipta lirik.

Turut terangkum dalam album Adendum, rilisan tunggal kali ini menyuarakan tentang momen refleksi diri manusia. Ditambahkan pula oleh Rayhan jika “Banda” (yang dalam hal ini mengarah pada kepulauan Banda) menggambarkan fase perenungan itu sendiri, atau dalam istilah yang dia ungkapkan lewat kalimat “menyepi, menjauh sebentar dari pusaran”. Namun di saat yang sama, menurutnya pulau itu juga ngasih pesan untuk jangan takut dan terus berjuang. Seperti pulau-pulau di Banda, walaupun kecil dan dikelilingi laut yang sewaktu-waktu bisa ganas, tapi masih bertahan dan tetap indah.

Lahir dan besar di Jakarta tahun 2013, Glaskaca yang terdiri dari Dias Widjajanto (Dias) sebagai vocal/gitar/synth, Rayhan Noor (Rayhan) pada gitar, dan Nugroho Aldianto (Aldi) pada drum, telah merilis album debutnya Adendum pada 2018 lalu, yang terdiri dari 8 materi, dengan beberapa single yang sebelumnya sudah dikenal seperti “Putih”, “Atom”, dan “Banda”.

BACA JUGA - Hordy Jones Meleburkan Musik Perlawanan Lewat Video Klip “Sin City”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner