Garside Kembali Hadir Dengan Single “Misgiving”

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Garside

Lewat single ini, Garside ingin bercerita tentang kebimbangan seseorang dalam menjalani sesuatu yang menurutnya penuh tekanan dan ketidaknyamanan, hingga berharap bisa terbebas dari hal tersebut

Garside merupakan sebuah band asal medan yang kini sudah menetap di Jakarta sejak tahun 2019. Band dengan vokalis wanita ini pertama kali dibentuk di Medan pada tahun 2017 oleh Afif (Gitar), Jeje (Gitar), dan Arief (Drum). Lalu Rambe (vokal) dan Hafidz (gitar) datang untuk mengisi kekosongan pada bagian vokal dan bass. Bermula dari perbedaan latar musik antar setiap personil mereka berhasil menciptakan suatu warna musik baru. Garside sendiri diketahui telah merilis sebuah EP pada tahun 2018, hingga yang terbaru mereka merilis sebuah single berjudul “Misgiving”. Selain itu, Garside juga sudah pernah tampil di beberapa acara pensi dan acara musik lainnya, salah satunya acara “We The Fest 2018”.

Genre yang diusung oleh Garside sendiri adalah alternative rock/indie rock di mana pengaplikasian suaranya masih menggunakan sound-sound yang tergolong lebar dan modern, mulai dari gitar, bass, hingga drum. Dilihat dari segi musik, yang dibawakan oleh Garside terbilang cukup cheerful dan penuh semangat. Sedangkan dalam segi lirik, lagu-lagu Garside sendiri kebanyakan menceritakan tentang kesedihan, kekecewaan, kegagalan, dan kemarahan. Dengan begitu, Garside ingin menyampaikan bahwa kesedihan di dalam hidup tidak harus selalu dirasakan dengan suasana haru. Konsep happy sad itu juga terlihat dari artwork EP pertama mereka yang bertajuk “Should’ve Been/Couldn’ve Been”.

Berbicara tentang single “Misgiving” yang baru saja dirilis, Garside ingin bercerita tentang kebimbangan seseorang dalam menjalani sesuatu yang menurutnya penuh tekanan dan ketidaknyamanan, hingga dia berharap bisa terbebas dari hal itu. Akan tetapi Garside tetap memberikan kebebasan kepada pendengar untuk menginterpretasikan makna dari lagu tersebut. Artwork dari single inipun masih mengusung konsep happy sad, di mana disitu terlihat bahwa objek di dalamnya tampak sedang merasakan kesedihan tapi dikemas dengan suasana yang berwarna.