Fenomena “Sindrom Khayalan Nakal” Dari Pop Culture

Fenomena “Sindrom Khayalan Nakal” Dari Pop Culture

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Pop Culture

"Sindrom Khayalan Nakal" dari Pop Culture merupakan refleksi ceria melawan arus  insekuritas dalam menyikapi cinta pada pandangan pertama.

Jatuh cinta adalah proses alami setiap manusia, tak berbatas usia. Perasaan yang indah, membingungkan juga terkadang menyakitkan. Prosesnya yang kompleks dibarengi dengan tingkah aneh, konyol dan absurd – di luar nalar akal sehat kerap kali dilakukan demi sosok pujaan.

Soal jatuh cinta yang bertautan dengan gaya hidup muda-mudi misalnya, tidak sedikit dari mereka yang cukup agresif menginisiasi incarannya dalam sebuah misi pendekatan yang terencana. Nyali besar dan kepercayaan diri tinggi dibarengi strategi yang disusun dengan rapi. Beragam upaya dilakukan, ancang-ancang lalu siasat dilesakkan.

Tak dapat dipungkiri memang, gairah kawula muda yang berkecamuk, hormon yang meletup-letup  dipenuhi intrik insekuritas bahwa pihak perempuan lebih memilih menunggu ketimbang mengungkapkan isi hati terlebih dahulu – para lelaki dituntut untuk memulai bermanuver, inisiatif dan peka – meski pun begitu, di pihak laki-laki ada kecemassan takut tertolak. Fenomena klise yang mungkin hampir dialami setiap orang di dunia ini menjadi dasar bagi grup musik asal Jakarta, yang menamakan diri mereka Pop Culture untuk menulis lagu berjudul “Sindrom Khayalan Nakal”.

Kiblat musik yang berbeda dari masing-masing personil tidak menjadi hambatan besar untuk menentukan karakter dari Pop Culture. Ikon pop seperti: Michael Jackson, Earth Wind and Fire, Toto, Stevie Wonder, dan Boyz II Men adalah beberapa referensi musik bagi Pop Culture. Berangkat dari band café, Pop Culture terbiasa memainkan lagu orang lain sampai pada akhirnya mendorong mereka untuk memiliki karya sendiri. Maka hadirlah mereka kali ini, tampil dengan kadar energi city pop 80-an, Pop Culture mengemasnya dengan lugas dan sederhana.

Bak bartender handal nan ramah, Same Jonash (Drummer) dan Andre (Bassist) meracik groove  saling menimpali yang memanjakan telinga para  pendengar. Sound yang khas pada era sekitar 80- an dihidupkan kembali pada bagian interlude yang diisi oleh Thomas (keyboard) dan sentuhan rhythm gitar dari Hendrick (gitar) yang menambah glamour-nya aroma city pop dalam lagu ini. Dan terakhir, peran dua sejoli yang tak punya nyali dalam lagu ini, terwakilkan dengan apik oleh Joeska dan Nidia (vokal).

Semua  rangkaian ini  tak  lepas dari bantuan rekan  dari  Aryo yang sumbangsihnya  membantu Pop Culture dalam penulisan lirik, sedangkan mixing  &  mastering dibantu oleh Ardika Bagus dan artwork oleh Aulia Rahman. Single “Sindrom  Khayalan Nakal” sudah  dapat  di  dengar melalui layanan musik digital seperti Spotify, dezzer, joox, itunes, youtube music dan lain-lainya.

BACA JUGA - Lewat Video Musik “Tambourine” MAYN Mengapresiasi Lagu Melalui Lagu

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner