Fame: Kelas Rima dan Krisis Eksistensi oleh Cosmicburp

Fame: Kelas Rima dan Krisis Eksistensi oleh Cosmicburp

Foto didapatkan dari siaran pers.

Cosmicburp adalah moniker dari seorang pemuda bernama Luthfi Adianto. Ia, per tanggal 7 Juli lalu telah melepas sebuah single berjudul "Fame" yang menceritakan pengalaman pribadi hubungan romansanya dengan pasangan kandas di tengah jalan. Luthfi menulis dan menggambarkan kegundahannya menjadi sebuah rima yang kompleks. Pelafalannya begitu teknikal. Luthfi Adianto yang tercatat sebagai personel dari Foolish Commander (The Undying Recital 2018) ini bercerita betapa ia menyayangkan apa yang telah terjadi dengan dirinya setelah apa yang diusahakan selama ini. Soal cinta, urusan musik, pendidikan, dan mulai mempertanyakan arti dan tujuan hidupnya yang sesungguhnya.

Secara garis besar, “Fame” bisa diartikan merupakan buah hasil kontemplasi, mewakili keresahan yang dirasakan anak muda sebayanya dan erat kaitannya dengan cerminan diri (intropeksi) - krisis eksistensi seorang Luthfi Adianto. Dalam siaran persnya, ia berujar, “”Mulai kebingungan sendiri sih, kuliah susah-susah, belajar sudah rajin, sering menulis dan membuat lagu, tapi kadang-kadang saya merasa “jangan-jangan saya salah jurusan nih” semacam itu lah kira-kira. Maka muncul pertanyaan ini: Kita di sini mau ngapain sih? What’s the purpose for all of these? Is it because we want this that bad or because it looks cool and we need that kind of appreciation and approval/acknowledgement?.”

Cosmicburp tidak muncul ke permukaan begitu saja. Dia jebolan HILLS Collective – sebuah kolektif musik asal Semarang, tempatnya menulis lagu, mengolah vocal, belajar menjadi rapper dan produser musik. Pencapaiannya cukup gemilang dengan beberapa roster yang diroketkan kolektif ini, seperti Tiad Hilm, Sade Susanto, Moe Hummid, dan trio alternative rap-rocknya, Foolish Commander. Referensi musiknya juga luas, Cosmicburp menyebut nama Andre 3000 (Outkast), The Notorius B.I.G, Jack White, Slipknot, Guns n Roses dan basis virtuoso mendiang Jaco Pastorius. Tak heran jika pendengar akan menikmati suara yang begitu kompleks, padupadanan kata yang bernuansa metaforis namun tetap lugas yang membuat liriknya terdengar jelas namun multi-tafsir di satu sisi yang lain. Bukan tanpa alasan hal ini ditujukan bagi penikmat karyanya, agar langsung dapat merasakan apa yang ia (Cosmicburp/Luthfi Adianto) rasakan melalui tulisan dan kemudian menentukan arah interpretasi yang tepat bagi mereka sendir yang mendengarkan.

Keseluruhan lagu “Fame” ditulis, diproduseri, dan direkam oleh Cosmicburp. Menggandeng pula Pitra Prabowo yang ditunjuk sebagai co-producer dan post production. Soal desain, foto dan arahan oleh Achmad Habibie, Kanina Ramaniya dan dipublikasikan oleh HILLS (Lofos Studio)

Dalam waktu dekat ini, Cosmicburp sedang mengerjakan dan mengumpulkan materi untuk album solonya yang akan dirilis dalam waktu dekat. Sebuah album yang menceritakan keluh kesahnya serta  krisis eksistensi yang ia alami. Serta penyegaran kembali dan penanaman sikap untuk menghadapi kesulitan dan kemudahan yang datang.

BACA JUGA - Grup Musik Emo, Day For Uncle Sam Rilis Single "Petrichor"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner