EP 'Tadaima' : Lima Cerita Perjalanan 'Pulang' yang Jauh Dari Inamorata

EP 'Tadaima' : Lima Cerita Perjalanan 'Pulang' yang Jauh Dari Inamorata

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Inamorata

'Tadaima' : Sebuah mini album yang dipersembahkan oleh Inamorata, berisi lima cerita omnibus dinadakan sebagai medium merasai dan meresapi perasaan mendalam antara Tuhan, manusia dan bahkan setan

Inamorata, solois ‘bunglon’ asal Jakarta merampungkan sebuah mini album berjudul Tadaima yang berisikan lima buah lagu di dalamnya. Nama Tadaima diambil dari bahasa Jepang yang bermakna “aku pulang” dan dirilis di bawah label ManusiaGanjil Entertainment. Diakui olehnya jika mini album ini mewakili rasa akan kekosongan, kegembiraan, kehilangan, ditemukan, kekacauan, keteraturan, kematian, realitas dan imajinasi dalam satu cangkir.

Album yang berisikan lima lagu menggambarkan lima alur cerita omnibus berbentuk lagu. Di awali oleh “Inertia” yang menceritakan makna akan sejauh apapun kita pergi, kita akan terus kembali ke titik awal, dikarenakan gaya tarik cinta yang sangat kuat.  Dilanjutkan dengan nomor “Bloody Downtown Girl” yang menceritakan fenomena aneh di tengah perjalanan pulang berupa pemahaman feminisme yang salah kaprah. Lagu ketiga, berjudul “Propaganda”. Disini Inamorata mencurahkan segala bentuk keresahan akan sistem yang tidak berjalan dengan semestinya.

Tensi perjalanan ‘pulang’ kian meningkat di lagu ke empat yang berjudul “Harmony of Dissonance”. Lagu ini merangkum semua rasa yang terakumulasi dari sebuah perjalanan panjang, untuk menemukan jalan petunjuk menuju rumah. Sampai akhirnya EP Tadaima diakhiri lagu “Stardust”, yang menggambarkan kesia-siaan dan kekecewaan tak berujung.

“Kisah keseluruhan dalam album ini mewakili perasaan seseorang, yang merindukan rumahnya saat dia pergi ke suatu tempat di tempat yang tak tersentuh untuk waktu yang lama. Di tengah perjalanan pulang ia mulai melihat-lihat surat yang ditulis oleh orang yang ia kasihi,” seperti dikutip dari isi siaran pers perihal mini album Tadaima dari Inamorata..

Semua lagu dalam album ini ditulis langsung oleh Rama Soerdjawidjaja, dengan referensi dari semua Kitab Suci yang pernah diturunkan ke muka bumi.. Sosok sentral dibalik Inamorata ini sebelumnya dikenal dengan banyak julukan mulai dari Anak Langit, Ramses Bulsara, hingga Mr Venus.

Lahir di Jakarta, 7 April 1989 ia seorang penulis lagu, co-produser dan penyanyi utama dari sebuah band rock  bernama Inamorata. Terlahir dari  keluarga konservatif di mana bermain musik bukan pilihan yang tepat sebagai pegangan hidup untuk masa depan, namun hal tersebut justru menjadi dorongan untuk terus membuktikan eksistensinya di kancah permusikan domestik.

Lalu percepat ke 2018, tahun dimana ia mendirikan Inamorata sebagai ultimate ego project dengan merekam lima lagu yang di kemudian hari akhirnya menjadi mini album Tadaima. Mini album ini dibantu oleh Muarif Irsyad (co-producer Inamorata dan pemain bass), Ryan Purnama (pemain gitar), Acik Saritua (pemain drum) dan Makara Audio selaku co-produser rekaman juga sebagai mixing mastering engineer

Pada tahun yang sama, ia juga ikut ambil bagian sebagai audience voices cast pada adegan live aid film grup musik Queen “Bohemian Rhapsody”, di mana dalam kesempatan tersebut ia dapatkan setelah mengikuti audisi internasional di laman website official Queen Band.

Mini album Tadaima akan membawa pendengar untuk merasai dan meresapi perasaan mendalam antara Tuhan, manusia dan bahkan setan. “In slow motion, yet still in time, we surely going home” - Inamorata

BACA JUGA - Sebuah Kisah yang Terhenti Namun Belum Tamat Dari Joshua Sinaga

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner