Empat Tahun Perjalanan Rubah di Selatan Tergambar Dalam Album Anthera

Empat Tahun Perjalanan Rubah di Selatan Tergambar Dalam Album Anthera

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Rubah di Selatan

Rubah di Selatan telah melewati berbagai proses dalam perjalanan bermusiknya, dari mulai kamar kos 3x3, rekaman pagi buat untuk menghindari suara motor, hingga pada akhirnya sekarang mereka telah resmi merilis album perdananya.

Setidaknya perlu waktu sekitar empat tahun bagi sebuah band asal Yogyakarta, Rubah di Selatan, untuk merilis album penuh perdananya, yang berisi 10 buah lagu dengan judul Anthera. Band yang berdiri sejak 20 Agustus 2015 ini masih konsisten membawakan issue tentang kearifan lokal, petuah zaman dulu, serta nilai-nilai tradisi, dengan budaya masa kini. Menggabungkan instrumen etnik dan lirik populer, serta visual yang menggambarkan sisi lokal tradisi Indonesia, Rubah di Selatan makin mantap mengukuhkan itu sebagai identitas karyanya.

Album yang dirilis melalui digital platform music pada tanggal 1 Februari lalu ini, menjadi saksi perjalanan Mallinda Zky, Gilang Pultn, Yayan Padz, dan Ronie Udara, empat personil Rubah di Selatan yang telah melalui berbagai macam fase mulai dari terbentuknya band ini, hingga melahirkan satu buah album.

Perilisan album ini menjadi satu hal yang spesial bagi empat personil Rubah di Selatan, setelah melewati berbagai proses yang dialami mereka, dari mulai kamar kos 3x3, rekaman pagi buat untuk menghindari suara motor, hingga pada akhirnya sekarang Rubah di Selatan telah resmi merilis album perdananya. Dituturkan oleh mereka jika album Anthera menceritakan tentang sebuah perjalanan, yang dimulai dari lagu “Selaba”, yang Rubah di Selatan anggap sebagai gerbang memasuki sebuah dimensi, hingga ditutup oleh “Leaving Anthera”, sebagai pengingat bahwa hidup berputar dan terus berjalan. 

Untuk hal ini sang vokalis Mallinda menuturkan jika merasa lega dengan perilisan album ini. Dari sejak dirinya diajak sang gitaris, Gilang, yang hanya berupa jamming biasa, hingga sampai merilis album, diakui olehnya jika ini diluar dugaannya bisa sampai sejauh itu. Mallinda juga menuturkan jika perilisan album ini semoga jadi awalan yang menyenangkan untuk kedepannya atau album-album berikutnya dari Rubah di Selatan.

Sedangkan untuk pemilihan nama Anthera sendiri, menurut rilisan pers yang DCDC terima, nama itu diambil dari bahasa modern latin yang berarti kepala sari. Jika dihubungkan dengan hal-hal filosofis dengan apa yang Rubah di Selatan percaya, hal itu menjadi harapan mereka dengan lagu terakhirnya, “Leaving Anthera”, untuk dapat melanjutkan perjalanannya, serta membuat ‘kembang-kembang’ selanjutnya, sekaligus menjadi pengingat tentang hidup yang terus berputar.

Sebagai catatan, bersamaan dengan rilisnya album perdananya ini, Rubah di Selatan juga sedang melakukan tur album pertamanya dengan nama “Anthera Tour : Part 1” ke beberapa tempat di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, dengan membawakan konsep ‘special show yang sebelumnya belum pernah ditampilkan. Dan kabarnya juga, Rubah di Selatan berencana akan merilis album perdananya dalam bentuk fisik dan boxset. Kita nantikan saja ya coklatfriends!

BACA JUGA - Rubah Di Selatan Menjawab Keraguan Lewat Single Terbarunya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner