Eksplorasi Visual Sarat Makna Tersaji di Karya Terbaru Orange Theory

Eksplorasi Visual Sarat Makna Tersaji di Karya Terbaru Orange Theory

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Orange Theory

Visual “New Ocean” menceritakan kerusakan alam lingkungan hidup akibat ketidakpedulian manusia itu sendiri, karena adanya “budaya sekali pakai” yang sebagian besar menggunakan bahan plastik.

Terbentuk pada tahun 2011 di Institut Kesenian Jakarta, dalam setiap karyanya, Cyca dan Koi seringkali berteori tentang pengalaman hidup, kegelisahan personal, dan problematika sosial yang kemudian digubah dalam bentuk audio maupun visual. Mereka sepakat bahwa setiap momen kehidupan dapat menjadi kesempatan untuk menciptakan karya, sampai pada akhirnya hal tersebut mereka wadahi dalam kolektif bernama Orange Theory.

Meneruskan perjalanan bermusiknya, duo rock asal Jakarta ini kembali memijakan kakinya di belantara musik bawah tanah, setelah sebelumnya memperkenalkan debutnya lewat single berjudul “We Came Alive”, yang kemudian disusul oleh single kedua “Hang On Strongman, You’re Gonna Die”, beberapa tahun lalu. Kini, lewat single berjudul “New Ocean”, mereka melengkapi etalase pembendaharaan karyanya dengan single ketiganya ini.

Ingin menguatkan apa yang telah tersaji secara audio dalam karyanya, Orange Theory juga punya concern lebih dengan suguhan visual dari karyanya. Setelah sukses berkolaborasi dengan seniman Elano Gantiano pada video klip sebelumnya, Orange Theory yang dimotori oleh Dynamic Duo, Cyca Leonita (Bass/Vokal) dan Henry The Koi (Gitar) kini berkolaborasi dengan Shira Allegra Sampurna sebagai bintang utama dalam video klip ini.

Lebih jauh tentang video klip dari single berjudul “New Ocean” ini, mereka menuturkan jika dalam penggarapannya dilakukan di Singaikan Workspace, bekerja sama dengan Asaf Kharisma, Hendrick Ben Matulessy, dan Rido Powiguslaya (Nyala Production). Masih dalam tema sosial, visual “New Ocean” mencoba menceritakan kerusakan alam lingkungan hidup akibat ketidakpedulian manusia itu sendiri, karena adanya “budaya sekali pakai” yang sebagian besar menggunakan bahan plastik.

Keadaan alam yang tak berdaya itu digambarkan dalam bentuk personifikasi “Laut” yang diperankan oleh Shira. Eksplorasi visual juga dilakukan dengan penggunaan paper puppet yang digerakkan secara manual layaknya wayang tradisional. Penasaran video klipnya seperti apa? Coklatfriends bisa simak melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - “SSR”, Sebuah Lompatan Besar Dari Reality Club

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner