Ekplorasi dan Kolaborasi Segar Hadir dalam Us Is All dari lightcraft

Ekplorasi dan Kolaborasi Segar Hadir dalam Us Is All dari lightcraft

Foto personil dan artwork didapatkan dari siaran pers yang dikirimkan oleh lightcraft.

Setelah beberapa berita terkait perilisan single disebar, akhirnya album ketiga dari lightcraft berjudul Us Is All resmi dirilis. Bersamaan dengan album, lightcraft juga merilis single "Into The Wild", lagu yang berkolaborasi dengan musisi indie-rock asal New Jersey, Ryan Sloan.

Rentetan berita diluncurkan oleh kuartet indie-rock anthemic asal Jakarta, lightcraft selama beberapa bulan terakhir ini. Ternyata, mereka belum selesai membombardir, dan nampaknya ini adalah salah satu puncaknya. Setelah sebelumnya merilis beberapa single, akhirnya album ketiga lightcraft yang berjudul Us Is All secara resmi telah dirilis pada 15 Februari 2019.

Total, akan ada sebelas buah lagu yang bisa dinikmati di Us Is All. Band yang berusia hampir sebelas tahun ini sudah memberi sinyal terkait album Us Is All sejak tahun 2018 silam. Awalnya, mereka merilis single pertama untuk album Us Is All, yaitu "Walk on Fire" pada bulan Mei, dilanjutkan dengan perilisan dua lagu berurutan, yaitu "Home" dan "...And the Morning Comes Too Soon", beberapa minggu sebelum album ini diluncurkan. Selain tiga lagu tersebut, akan hadir "Living Animation", "Bones", "One More Night", "The Counterweight", "Hand In Hand", "Silent Colours", "Meteorite" dan single yang dirilis bersamaan dengan album, "Into The Wild".

Dalam album Us Is All, lightcraft bekerjasama dan berkolaborasi dengan beberapa musisi ternama, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Hadir nama Ananda Badudu dalam lagu "Home", Neonomora dalam lagu "...And the Morning Comes Too Soon", dan musisi indie rock asal New Jersey, Ryan Sloan (Wyland). Firzi O (Matajiwa, Sentimental Moods, Zeke And The Popo) juga turut hadir dalam memoles Us Is All, di mana ia dipercaya untuk memproduseri album ini di Studio Masak Suara. Selain dalam urusan musikal, lightcraft juga berkolaborasi untuk urusan tipografi dan artwork.

Untuk urusan tipografi, lightcraft berkolaborasi dengan typographer Letterplatters untuk membuat jenis font baru yang diberi nama "Meteorite", diambil dari salah satu lagu dalam Us Is All. Tipografi ini mengkombinasikan tulisan tangan asli dari keempat personil lightcraft untuk album ini. Selain itu, mereka juga menggandeng Sarita Ibnoe untuk melukis sampul album Us Is All, di mana berbagai warna di lukisannya melambangkan keberagaman yang walaupun berbeda tapi tetap dapat menjadi satu kesatuan yang indah. Semua ini berangkat dari tema yang diangkat dalam album Us Is All: "semua untuk satu, satu untuk semua".

Sebenarnya, album Us Is All adalah album yang cukup membuat lightcraft tidak benar-benar tenang. "Kami sudah sangat was-was sedari awal memulai rekaman album terbaru kami tahun lalu. Dengan mengambil arah yang sedikit lebih bari dari sisi sound, kami cukup cemas menantikan bagaimana orang akan merespon terhadap lagu-lagu kami," papar sang kibordis/pianis, Enrico, dikutip dari siaran pers. Lalu, lightcraft mengambil jalan dengan membawakan beberapa lagu terbaru mereka di panggung-panggung lightcraft, dan nyatanya mereka mendapat sambutan yang cukup memuaskan.

Nampaknya, album ini bisa jadi penawaran yang cukup mengejutkan sekaligus menyegarkan. Untuk itu, Us Is All sudah sewajarnya masuk ke daftar wajib dengar. Untuk saat ini, Us Is All bisa disimak hanya di Apple Music, sarana digital yang ditunjuk lightcraft untuk merilis Us Is All secara eksklusif. Rencananya, tanggal 22 Februari 2019, lightcraft juga akan merilis Us Is All di semua toko musik digital dan penyedia layanan musik streaming. Mereka juga akan merilisnya dalam format fisik di beberapa waktu ke depan.

BACA JUGA - Saksikan Lanjutan Kisah Kasih "Monalisa dan Supir Pesawat" dalam Format Visual!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner