Edukasi Sejak Dini dengan Lantunan Tempo Cepat Musik Punk Rock The Sangkiltons

Edukasi Sejak Dini dengan Lantunan Tempo Cepat Musik Punk Rock The Sangkiltons

Mari memberi nutrisi sedari dini, membagikan yang berkualitas dan beresensi. Sudahlah, kita lupakan hymne partai, #lendir80juta atau soundtrack cheesy ala-ala Sh*tnetron. Fakuy!

PS:Tulisan atau artikel ini bukan untuk anak-anak (walaupun lagu dari grup punk rock The Sangkiltons ini memang untuk anak-anak), melainkan orang tua / dewasa yang sudah memiliki anak dan memiliki akses ke website ini. Wajib 18+ dan arah kencingmu sejatinya sudah lurus tepat sasaran. Untuk edukasi dan referensi selera musik cerdas, bahwasanya musik arus samping itu dapat dialihfungsikan sebagai formula yang baik untuk anak-anak sedini mungkin.

Anak-anak adalah makhluk paling jujur. Paling pride menurut pandangan Kimung, mantan pencabik bass Burgerkill sekaligus author dari dua ‘kitab suci’ buku Ujungberung Rebels dan Myself Scumbag serta pengajar lulusan sejarah Universitas Padjajaran Bandung. Anak-anak sedari kecil selayaknya diberikan pemahaman, pengertian, juga pengetahuan yang mendidik. Tidak dijejali dengan tontontan, pendidikan, serta tingkah laku yang negatif. Sebagai impersonator terbaik di dunia, anak-anak wajib diarahkan untuk tumbuh menjadi pribadi yang manusiawi di kemudian hari.

Di antara Coklatfriends pasti sudah ada yang berkeluarga? Sudah memiliki anak? Sepertinya, rilisan ini cocok menjadi alternatif lain ijika diperdengarkan ke anak-anak kalian di rumah, selain menjejali anak sedini mungkin dengan lagu-lagu populer karya Ibu Suth, Pak Kasur dan pencipta-penyanyi cilik legendaris lainnya.

Tidak mau bukan jikalau anak kalian (menjadi korban) menyanyikan hymne salah satu partai atau lebih memilih soundtrack dari salah satu sh*tnetron rating tinggi di layar kaca rumah, di mana pemilik saluran TV swasta tersebut selingan ketua umum partai yang sama mengiklan di stasiun tersebut?

Masa kecilku cukup bahagia, ketika Sekolah Dasar sudah dijejali anti otoritas Kuyangora dari Turtles Jr., Runtah dengan album Punx ‘N’ Skins nya, Manic Street Preachers (era klasik formasi penuh album Generation Terrorist), klan punk highlander dari Skotlandia - The Exploited, Sex Pistols, The Buzzcocks, Bad Religion yang edukatif, The Germs dengan Darby Crash-nya yang flamboyan dan meskipun hardcore – Full of Hate*Hail Maskom! menjadi unit BandungHC terbaik menurut saya sepanjang masa. Meskipun lambat laun menambatkan hati, selera telinga, dan iman tentu saja ke pangkuan post punk, goth, dreampop, new wave-new romantic-sophistipop, anarcho punk, techno punk, queerpunk lalu indie pop, alternative juga noise rock beserta turunan setelahnya dari etos DIY punk dan akar rumput subkultur bawaan itu sendiri.

Awal tahun 2019 menjadi ihwal mini album hadir dengan asupan vitamin punk ramah untuk anak. Mini album self titled dibawah rilisan Fun Fun Records label rekaman musik punk / ska / indie khusus untuk anak-anak. Jarang terjadi hal seperti ini, sebut mereka pionir sah-sah saja.

The Sangkiltons mungkin menjadi contoh bagaimana sebuah band punk rock mampu memberi suapan edukasi dengan mentemakan album mini perdananya berisi lirik polos tentang anak-anak. Bisa dibilang, The Sangkiltons band beraliran punk pertama yang melakukan hal ini di Indonesia. Pendidikan sejak dini yang baik bahwa melalui musik punk yang cenderung digambarkan keras, tidak mendidik, dan anti kemapanan hal tersebut berubah drastis.

Meski dapat dikatakan, musik yang ramah bagi anak-anak sudah terlebih dahulu digaungkan band-band dari luar negeri seperti contoh album kompilasi, Various Artists--Brats on The Beat: Ramones For Kids, The Rockabye Baby Series juga versi kover dari Ramones. Serta beberapa grup musik lintas aliran musik, walaupun tidak berupa tema secara langsung tentang anak-anak, tetapi tidak mengandung konten eksplisit atau dewasa apabila anak-anak ikut mendengarkan.

Coklatfriends yang ingin tahu lebih lanjut tentang musik ramah bagi anak bisa mengakses Riot Fest dan ThoughtCo.

Kembali ke The Sangkiltons, band ini merupakan proyekan dari para personil Rejected Kids, Ache, Hong! & Tarrkam. Mini album self titled The Sangkilton sebenarnya sudah dirilis pada akhir 2018 lalu. 

Liriknya banyak bercerita kepolosan serta sukaria tentang kehidupan (dan menjadi) anak-anak, seperti trek dengan muatan bangun pagi, sehat jasmani, dan bergembira, sebuah anthem dari nomor pembuka berjudul “Bersepeda Dihari yang Cerah” dan jika anda sudah memiliki anak dan ingin menasehati agar berhati-hati saat berjajan dapat diperdengarkan nomor bertajuk “Jangan Jajan Sembarangan”. Lalu kemudian trek “Hujan-Hujanan” yang berkisah tentang pertemanan, musim penghujan, dan tidak ada sakit kepala karna ‘main hujan’ di sana. Murni bersenang-senang. Sekilas menghantar kembali romantisme ketika masa kecil dahulu.

Ditutup dengan trek super cepat–super padat– super singkat total 51 detik, “Crayon-ku”. Tujuannya satu, menghabiskan waktu terbaik menggambar bersama Ibu.

Skanks!!!!

BACA JUGA - Membunuh Gelap dan Memaknai Hidup Bersama Nadimeraki

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner