Dua Dekade Dikenal Sebagai ‘Band Mitos, Sugarstar Mengganjarnya Dengan EP ‘Tellabye’

Dua Dekade Dikenal Sebagai ‘Band Mitos, Sugarstar Mengganjarnya Dengan EP ‘Tellabye’

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Sugarstar

Sugarstar secara konkrit sebenarnya sudah tidak ada, dan EP ‘Tellabye’ bisa dibilang upaya untuk menutup cerita Sugarstar dari beberapa bagian yang terpisah-pisah selama hampir 20 tahun terakhir

Awal tahun 2000 menjadi catatan tersendiri bagi grup shoegaze legendaris asal Jakarta, Sugartstar. Pasalnya pada era itu mereka dengan semua nyala kreasinya mampu memberi kesan istimewa di hati banyak orang. Meski hal tersebut kemudian tidak menjadi sebuah ‘artefak’ yang bisa mereka jadikan legacy dalam sebuah album. Uniknya, karya mereka  berceceran di jagat digital dalam format MP3, yang berhasil ‘diselamatkan’ oleh beberapa pegiat musik Indonesia, khususnya orang yang memang punya ketertarikan berlebih dengan scene ini, baik yang memang terlibat dalam cerita tongkrongan hingga yang menjadi saksi penampilan mereka lewat sedikit foto-foto band yang dianggap misterius ini, bahkan nama Sugarstar tidak jarang mampir di tengah-tengah bahasan soal dinamika musik awal  2000-an, dan masuk kategori ‘band mitos’.

Hampir dua dekade semenjak Sugarstar terbentuk, tanpa ada aba-aba mereka merilis lagi tiga lagu (plus satu hidden track berjudul “Words of Farewell”) yang masuk dalam sebuah  EP berjudul Tellabye, via kanal streaming Joox dan Youtube. Kabar ini jadi sesuatu yang menggembirakan bagi para penikmat karyanya. Dari tiga track yang dirilis di EP ini, “Delirious” adalah satu-satunya lagu yang sudah pernah dirilis sebelumnya pada tahun 2017. Sisanya, merupakan materi MP3 Sugarstar awal yang direstorasi dan didandani kembali. Setelah merampungkan sekitar 60 lagu, kejadian malang menimpa mereka, di mana pada tahun 2005 harddisk tempat mereka menyimpan materi lagu-lagu tersebut rusak tak tertolong.

Bagi Sulung dan Iyub, dua sahabat yang dekat sejak masa sekolah, bagian besar dari sukacita mendalami Sugarstar di awal masa terbentuknya adalah seputar petualangan berburu sound yang ideal. Referensi yang terbatas dan teknologi yang belum secanggih hari ini, malah memberikan bahan bakar dan aspirasi bagi mereka untuk menemukan racikan suara yang berbanding lurus dengan ekspektasi mereka.  

Dua dekade berselang, sampai akhirnya Sugarstar kembali membawa memoar manis lentera kreasi mereka yang dikerucutkan pada EP Tellabye ini, mendengarkannya jadi seperti membangkitkan banyak memori, khususnya bagi mereka yang tumbuh besar dengan karya Sugarstar. Dari sekitar 60 lagu ambisius yang sempat ditulis dan disiapkan oleh mereka pada tahun 2005, kita bisa mendengarkan 3 lagu dan 1 hidden track yang terkemas dengan rapi dan apik membuat rasa rindu dan penasaran akan ‘band mitos’ ini terganjar dengan baik.

Menurut Iyub, walaupun di kiri kanan banyak sekali orang-orang yang mengharapkan mereka bisa kembali tampil sebagai band, namun Sugarstar secara konkrit sebenarnya sudah tidak ada. “Bisa jadi rilisan ini kita pandang sebagai upaya untuk close the loop lah ya, atau menutup cerita Sugarstar dari beberapa bagian yang terpisah-pisah selama hampir 20 tahun terakhir,” jelasnya. Melalui EP tellabye, Sugarstar bukan lagi dikenal sebagai band mitos, namun unit Shoegaze yang menorehkan sejarah penting pada masanya.

BACA JUGA - Hampir Satu Dekade Hiatus, Cascade Kembali Dengan Nama Baru

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner