DOM 65 Nadakan Sebuah Kisah Nelangsa dalam Single

DOM 65 Nadakan Sebuah Kisah Nelangsa dalam Single "Saraf"

Foto didapatkan dari siaran pers. Kredit foto: Angki Purbandono.

Sebuah drama getir yang disampaikan dengan irama yang sabar namun melolong. Sungguhlah tepat merilisnya di situasi seperti sekarang ini. “Babak baru manusia-manusia penghuni tanah peradaban Jawa”.

Di bawah naungan mandiri Dugtrax Records dengan lisensi terbuka Creative Commons License BY-NC, di tengah arah situasi yang tidak menentu, pada 11 Mei 2020 DOM 65 kembali menghibur khalayak ramai dengan cerita konyol yang dirilis berformat digital berprinsip Punx To Copy And Share For Free! Pada kesempatan istimewa kali ini, DOM 65 tidak menampilkan sosok seseorang namun sebuah kisah nelangsa yang mungkin saat ini banyak dialami oleh sebagian besar warga kota Yogyakarta tempat para musisi tersebut berasal.

Menurut data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, survey menunjukkan sepertiga warga pusat peradaban Jawa ini mengidap depresi. Lalu, timbul satu pertanyaan, bagaimana hal ini bisa terjadi? Jawabannya cukup ironis: kondisi ini dipicu oleh kesrahakahn para elit pemangku adat itu sendiri.

Musik dan lirik berbahasa indonesia yang puitis dirangkai Imam Senoaji (vokal & gitar) bersama kompatriotnya, Adnan D Kusuma (bas), Kemal Akbar (drum), dibantu vokal latar oleh Fahmi Afriandi mampu menggambarkan betapa orang-orang yang mengaku waras sejatinya malah berperilaku layaknya orang tak berakal sehat. Manipulasi kekuasaan, warga yang semestinya menikmati setiap jengkal kemakmuran justru gontai hilang ingatan (dan kemudian luput kendali atas jiwa dan raganya), dikoyak-koyak sistem investasi yang tak memihaknya.

Drama getir yang disampaikan dengan irama sabar namun melolong ini diproduseri Jimmy Mahardika dan Tommy Ard, direkam lalu memasuki tahap penyempurna mixing juga mastering di Jogja Audio School oleh Kemal Akbar. Polesan desain sampulnya yang sangat mewakili isi dari lagu “Saraf” dieksekusi Wok The Rock, sosok veteran dan militan dari perskenaan seni arus pinggir Yogyakarta, selain sebagai pemilik label swadaya yang termahsyur reputasinya, Yes No Wave.

BACA JUGA - Menyemangati Orang-orang yang Kerap Diuji, Praduga Tak Bersalah Lepas "Invective"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner