Hampir Dua Dekade Berdiri, Divine Masih Menyala Dengan Album Terbarunya

Hampir Dua Dekade Berdiri, Divine Masih Menyala Dengan Album Terbarunya

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Divine

Diakui oleh Divine jika album Digital Infection didedikasikan untuk Alm. Ucokk Tampubolon, Alm. Beamy Bagaskoro, Alm. Robin Hutagaol, dan semua Metalheads di seluruh Indonesia.

Lebih kurang 18 tahun yang lalu, seorang metalhead bernama Ucokk Tampubolon membidani sebuah band thrash metal bernama Divine, yang lahir di Jakarta. Hingga kemudian Ucok harus berpulang, limpahan energi yang diwariskannya masih terus dinyalakan oleh Andi Jaka (vokal), Wisnu (gitar), Amink (bas), Ino (drum), dan Heyckel (gitar). Kelimanya menjadi perpanjangan tangan sang pendiri untuk terus menghidupkan Divine.

Salah satu cara yang ditempuh kelimanya untuk melanjutkan nafas Divine adalah dengan merilis album terbaru mereka yang berjudul Digital Infection, di bawah naungan label Metal Agent Records . Album ini sendiri merupakan episode baru dari perjalanan bermusik Divine, setelah sebelumnya mereka merilis beberapa album, seperti Relevasi (EP-2005), Anger Thy Giveth (LP-2008), serta album Long Live Thrash Metal (LP-2015). Selain itu, Divine juga banyak berpartisipasi di berbagai kompilasi independen Indonesia.

Naik turun perjalanan karir bermusik telah dilalui oleh Divine, termasuk bongkar pasang personil yang tak luput dalam perjalanannya, terutama sejak ditinggal oleh sang founder, Ucokk. Hingga akhirnya dengan line up baru ini, warna musik Divine juga turut berubah. Berbeda dengan album-album sebelumnya, di album Digital Infection, musikalitas Divine semakin beragam. Perpaduan Thrash Metal old school dengan groovy, progressive, technical, hingga akustik ada di album dengan durasi 41 menit ini.

Menariknya lagi, ada hal baru yang belum pernah ada sebelumnya dalam album ini, seperti contohnya lagu ballads, sebagai persembahan untuk teman-teman Metalheads yang telah berpulang, dan lagu instrumental dengan durasi mencapai 7 menit ala band progressive. Namun satu hal yang masih menjadi “benang merah” dengan album-album sebelumnya adalah harmonisasi gitar ala Old School Thrash Metal dengan ciri khas solo gitar yang bergantian & berbarengan. Suara-suara koor yang menghiasi hampir semua track di album ini. ditambahkan pula oleh mereka jika di album ini Divine terpengaruh oleh legenda Thrash Metal seperti Slayer, Testament, Anthrax hingga Metallica ditambah dengan pengaruh Tool, Rush, Dream Theater, dan lainnya.

Dilansir dari siaran pers yang DCDC terima, pengerjaan album Digital Infection dimulai sejak tahun 2018 dan memakan waktu sekitar satu tahun. Divine mempercayakan album ini untuk digarap oleh Ikul Sarden di Basement Studio, Cilandak, Jakarta Selatan. Sedangkan untuk urusan artwork cover dibuat oleh seniman berbakat asal Yogyakarta, Ernest Hutabarat dan grading oleh Aji Kurnia (eks vokalis Divine).

Sebagai tambahan, sebelum album ini dirilis dalam format fisik, preview album ini bisa didengar di berbagai platform musik digital. Dituturkan pula oleh mereka jika album ini didedikasikan untuk Alm. Ucokk Tampubolon, Alm. Beamy Bagaskoro, Alm. Robin Hutagaol, dan semua Metalheads yang telah berpulang serta semua Metalheads Indonesia, Internasional dan semua penikmat musik pada umumnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Divine (@divinethrash) on

BACA JUGA - “Bipolar”, Sebuah Anthem Dari Understatement Tentang Kesehatan Mental

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner