Distorsi Akustik Sentil Isu tentang Perempuan Lewat 'Puan'

Distorsi Akustik Sentil Isu tentang Perempuan Lewat 'Puan'

Foto dan ilustrasi sampul didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.


Sampul album mini Puan dari Distorsi Akustik

Dari Semarang, Jawa Tengah, sebuah grup band bernama Distorsi Akustik hadir memberitakan rilisan terbaru mereka. Pada 30 Agustus 2019, band yang diisi oleh personil Viko Yudha Prasetya (vokal), Ragil Pamungkas (drum), Hersandi Dipta (gitar), Taufik Adi (bas), Bahar Syafi'i (gitar) dan Muhammad Fajar Pandu (keyboard & gitar) ini merilis album mini yang diberi tajuk Puan. Lima lagu baru dan dua bonus track bisa dinikmati dalam album mini yang dirilis dalam format cakram padat ini.

Puan sendiri merupakan album mini berdurasi hampir satu jam yang mengangkat isu yang bersinggungan dengan perempuan. "Tidak ada yang bisa diharapkan dari sebuah dunia yang berjalan dalam sebuah ketimpangan. Termasuk di dalamnya ketidakadilan porsi peran serta dan partisipasi antara laki-laki dan perempuan," tutur Ragil Pamungkas dalam siaran pers. Sebelum album ini disebar, Distorsi Akustik terlebih dahulu merilis tiga lagu yang terdapat dalam Puan, yaitu "Tuhan Baru Bernama Gadget", "Peringatkan Arina" dan "Tidak Ada Tempat Untuk Warna Abu-Abu di Kotak Pastel".

Di rilisan fisiknya, Distorsi Akustik menyuguhkan produksi yang cukup unik, di mana mereka menyertakan sebuah zine yang merangkum aksi kolaborasi dengan berbagai artis lintas disiplin. "Kami mengajak kawan-kawan pegiat seni gambar, musisi, penulis dan beberapa kolektif di Semarang untuk terlibat dalam kemasan zine album ini, ikut ambil bagian mengkampanyekan pergerakan isu perempuan ini untuk bisa sampai ke permukaan," jelas sang vokalis, dikutip dari siaran pers. Tokoh-tokoh yang mereka gandeng untuk turut terlibat adalah Luthfi Debronzes, Anto Tantowi, Irwan GS, Garna Raditya, Yus Ariyanto, Ferdinandus Erdin, Mayvina Situmorang, Chelsy Yeah, Adi Laksito dan Pujo Nugroho.

Sebenarnya, Puan sudah didistribusikan sebelum akhir Agustus dalam jumlah terbatas. Tapi, dipaparkan juga oleh sang gitaris, Hersan, Puan sengaja dirilis resmi pada 30 Agustus 2019 dengan mengambil momen Hari Orang Hilang Internasional. Hal tersebut mereka lakukan untuk turut serta menyadarkan masyarakat akan hal-hal terkait kemanusiaan.

BACA JUGA - Distorsi Akustik Sajikan Lagu yang Dibuat Untuk Mengenang Sang Gitaris

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner