Dari Semarang; Gelap dan Kelam Duo Emo Rap BESTIARII Rilis Debut Karya

Dari Semarang; Gelap dan Kelam Duo Emo Rap BESTIARII Rilis Debut Karya

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers yang dikirimkan oleh Bestiarii.

"Selamilah hip-hop yang kelam dipenuhi duka, nestapa dan petaka
Terjerumus dalam asupan subtansi dan alkohol
Tersesat akan nilai ketuhanan, kepercayaan dan Iblis
Tercemar akal pikir dan hati anak turunan Adam"


Artwork "Eternal Duality of Birth and Death" milik Bestiarii

SEMARANG – Perhelatan musik lokal kembali dihantui bau semerbak kemenyan semi alkohol yang menyengat. Para arwah dan roh gentayangan bersukacita - hal ini diakui berasal dari kemunculan 'pedisko makam' Bestiarii, kehadirannya membuat bulu kuduk berdiri kaum manusia dengan sejurus dirilisnya dua buah tembang kelam berjudul "Eternal Duality of Birth and Death'' dan ''Rise Under the Moon'' - Malam Jum'at (15/11/2018) lalu. Kedua nomor didapuk menjadi debut karya yang menutup tahun (penuh) bencana ini, kemudiian dikemas dalam bentuk demo digital.

Jalan musik emo rap Bestiarii dinisiasi oleh duo Faust dan Digitaal Boyz di mana keduanya ingin memastikan bahwa mereka akan menghantui para pendengar ranah musik hip-hop elektronik Nusantara. Berbicara sedikit materi musik mereka, nuansa hip-hop tidaklah serupa dengan mayoritas pengusung musik sejenis. Tersaji dengan nuansa tempo lamban, bas disetel rendah dan berat, ditambah melankolis - menyayat menjadi pengiring setia selama tembang diputar.

Bernaung di bawah label sekaligus rumah produksi yang berdiri secara mandiri bernama Triple Six OG Records, muncul ke permukaannya Bestiarii diawali kolaborasi oleh dua sosok, antara Antoni P. (Merdeka Voice/Recovery) dan Yogi Ario (AK//47/Sergapanmalam) yang mencoba menenggelamkan diri mereka dalam musik elektronik. Keduanya yang berasal dari wilayah musik bawah tanah, membawa serta konsep, sikap, kultur serta etos kerja ke dalam genre yang tempatnya berada jauh di luar disiplin mereka selama ini. Sekarang, keduanya memilih peran sebagai beat maker sekaligus produser dari materi awal demo digital milik Bestiari.

Komposisi awal pada dua lagu ini awalnya hanya sebatas intrumen saja, sampai pada akhirnya Faust dan Digital Boyz hadir sebagai penghantar rima. Beat-beat kosong yang teranalogikan berupa gelas kosong lalu diisi pasokan substansi dan alkohol, lalu tema lagu dan lirik dianngkat Bestiarii dari kisah-kisah nestapa, kematian, petaka, kepercayaan dan ketuhanan. Sebagai penyeimbang, satanisme dan okultisme modern pun turut disertakan. Gelap dan kelam. Untuk acuan, nomor “Rise Under The Moon” misalnya, bercerita tentang goyahnya iman seseorang, sehinga tercerabut akal pikiran dan hatinya.

BACA JUGA - Modjodjuana Memberikan Salam Damai Dari Pangalengan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner