Christian Putra dan Album Mini 'Ardor'; Reflektif, Personal dan Emosional

Christian Putra dan Album Mini 'Ardor'; Reflektif, Personal dan Emosional

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Berangkat dari kisah personal yang ia rekam secara mandiri, Christian Putra merilis sebuah album pendek berjudul 'Ardor'. Ini adalah sebuah album yang merefleksikan perjalanan hidupnya, sehingga memiliki sisi emosional yang cukup pekat Christian Putra.

Ardor. Kata tersebut bermakna antusiasme, hasrat atau semangat. Ardor juga adalah kata yang dipilih sebagai titel untuk album pendek milik Christian Putra, seorang pria yang terbiasa merekam sebuah kejadian dalam bentuk foto, audio visual maupun musik. Sejak sekitar tahun 2000, ia sudah lalu lalang di dunia musik bersama teman-temannya di Bandung dalam kolektif Desire in Your Shoes (sebelum berubah nama menjadi Twisterella). Namun, masuk pada 2010, dunia musik tak akrab dengannya, terutama karena alasan domisili; ia diharuskan berpindah-pindah dari Bandung, Jakarta, Balikpapan, hingga New Jersey.

Tapi, kembali lagi pada kebiasaannya, meski disibukkan dengan berbagai aktivitas baru, Christian Putra tetap merekam bahkan menulis apa yang ia rasakan di kurun waktu tersebut, yang kemudian ia tuangkan dalam format musik. Selama 2011-2012, ia menulis dan merekam materi-materi di sebuah apartemen di Highland Park, New Jersey. Materi-materi tersebut lah yang kini ia ramu dalam album pendek Ardor. Terdapat tujuh buah lagu bernuansa folk dalam album mini tersebut, yaitu "Nostalgia", "Without Eve, Adam Was Nothing", "Chants", "Highland Park", "Natal", "Bercocok Puing" dan "Airam".

Selama menggarap Ardor, ada beberapa album yang selalu ia ulang: Plainspeak dari Aaron Roche & Tim Hinck, Postcard dari Nathan Phillips, Ekstasis dari Julia Holter, Songs for Christmas dari Sufjan Stevens dan In Ear Park dari Department of Eagles. Semua lagu ia rekam pada malam hari dalam satu take untuk gitar dan vokal sebelum layering. Ia menyatakan bahwa kesan "mentah dan kasar" sengaja ia tinggalkan dalam Ardor, karena sifat dari album ini adalah arsip pribadi yang akhirnya ia putuskan untuk disebar ke publik lewat berbagai kanal musik digital. Album ini kemudian menarik perhatian Tarsius Records, label rekaman yang kini bekerja sama dengan Christian Putra.

Untuk sampul albumnya, ada cerita personal dari Christian Putra, di mana gambar tersebut adalah apa yang ia lihat hampir setiap hari selama musim dingin. "Selama gue kembali melihat foto ini, rasanya tenang dan hangat. EP ini sangat personal, sampai gue sendiri merasa jika dipublikasikan pun belum tentu banyak orang dapat membawa dirinya ke dalam atmosfer Ardor. Tapi, siapa tahu?" tuturnya dalam siaran pers.

Ardor adalah sebuah album yang emosional untuknya, mengingatkannya kembali pada awal dekade ketika ia berada di titik awal perjalanan untuk menjadi mandiri. "Masa itu adalah ketika sebuah persona sedang sibuk meromantisasi jarak dalam roman, ketika ia mendengar temannya yang sedang bercerita tentang keterbatasannya sebagai imigran, ketika ia sedang berusaha menjauh dari keluarga sebagai ajang pembuktian dan ketika ia sedang sangat menikmati kemunculan banyak karakter dan antusiasme baru dalam hidup. Gue nggak menyangka rekaman ini bisa menjadi mesin waktu nan reflektif. Lain waktu mungkin gue akan merekam semuanya dengan peralatan yang lebih layak."

BACA JUGA - Untuk Teman-teman yang Merayakan Natal, Terimalah Kado Spesial dari Christabel Annora

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner