Bukan Hanya Wacana, Patrolice Serius Luncurkan ‘Wacana Sukaria’

Bukan Hanya Wacana, Patrolice Serius Luncurkan ‘Wacana Sukaria’

Sumber Foto : Diambil dari rilisan pers Patrolice

Album ini menjadi penting untuk disimak, karena merupakan ensiklopedia gerak band Patrolice selama 15 tahun yang semakin maju dalam mengolah warna musik dan konsepnya

Patrolice adalah band yang senang-senang berkolektif ria memainkan Jamaican Sound dengan pendekatan warna Pyschdelic, Funk dan Soul. Berawal pada 2007 silam, band ini dibentuk di Bandung yang saat itu musik-musik hingar-bingar marak terdegar di setiap Minggunya. Berbekal semangat memberikan warna baru, akhirnya mereka mencoba membawakan musik-musik Jamaican Sound yang “katanya” sarat akan Ganja, dan juga dilengkapi dengan lirik-lirik pemberontakan  yang berapi-api. Meskipun dinilai beraliran lebih santai dari genre-genre keras pada saat itu, tetapi Patrolice ngotot ingin tetap tampil urakan.

Kembali ke tahun 2012, mereka sempat meluncurkan sebuah album bertajuk Preassure In Skank, yang berisikan lima buah lagu dengan lirik-lirik lebih berinti ke dalam – Menceritakan tentang jati diri sendiri dan huru-hara asmara personal.

Di tahun ini mereka coba kembali berikan semangat Jamaika dengan merilis album Wacana Sukaria, yang di dalamnya menawarkan racun berbahaya yang lebih memikat para penikmat musik. Konsep kali ini bisa dibilang tersaji dengan sangat apik, dengan bonus cetakan “packaging” album yang menarik. Album Wacana Sukaria sekaligus menjadi “Gong” pembuka Patrolice bahwa band ini tetap produktif berkarya dengan agung dan adiluhung.

Berisi 10 materi lagu yang diluar dugaan tetapi masih tersirat sound jamaica yang lumayan kental di debut album penuh pertama kali ini. Dibuka dengan judul “Spinning Colour in the sky” sebagai intro yang megah dan mengantarkan kita ke gerbang misteri dunia khayalan yang dalam. Di tahap awal ini kita dibuat serasa mendengarkan band band psychedelic era 60an dengan balutan synth yang rapi, kita seperti diantarkan menuju dunia khayal yang sunyi dengan lantunan flute dan gitar akustik di akhirnya, trippy yang menenangkan di awal dengan lapisan harmoni vokal yang matang.

Di nomer selanjutnya diteruskan oleh lagu-lagu yang tak kalah ciamik, diantaranya “Labyrinth Of Life”, “Dancing With the Devils”, “Burn Burn Burn”, “Feel it’s mine”, dan beberapa lagu lainnya. Dikerjakan lebih dari 30 Shift di studio rekaman yang sempat mendapatkan 18 Lagu sebelum dipilih dan masuk ke album ini, pengerjaan yang lumayan lama selama 5 tahun namun akhirnya menjadi gerbang awal untuk menjadi band yang matang!

BACA JUGA - Makin Mencekam, Extreme Decay Rilis Ulang ‘Sampah Dunia Ketiga’

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner