Bosan Dengar yang Serius? Dengar yang Satu Ini: 'Pu(nk)jasera', Total Receh!

Bosan Dengar yang Serius? Dengar yang Satu Ini: 'Pu(nk)jasera', Total Receh!

Foto dan artwork didapakan dari siaran pers yang dikirimkan oleh Breh and The Bangsat.

Tapi, sebenarnya ini band serius, serius dalam merealisasikan kata terakhir namanya, Breh and The Bangsat. Mereka merilis sebuah album berisi 14 lagu yang menceritakan makanan tradisional dalam format musik punk dan lirik seenak perut mereka.

Kata "an*ing" (dengan "j" atau "y") adalah kata pertama yang spontan terucap ketika mendengarkan salah satu lagu dalam album pertama milik Breh and The Bangsat. Mereka adalah kuartet punk rock asal Jatinangor dengan formasi Bonyok (vokal), Breh (gitar & vokal), Dekur (bass) dan Obitr (drum). Band ini merilis album berjudul Pu(nk)jasera dalam format kaset pita yang dirilis pada momen Cassette Store Day, Bandung.


Artwork Pu(nk)jasera milik Breh and The Bangsat

Tidak usah dikorelasikan dengan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk konsumtif karena itu terlalu muluk-muluk. Sederhana saja, album atau mungkin lebih tepat disebut katalog jajanan ini cocok untuk jadi pegangan kawan-kawan yang hobinya mengunyah dan menelan. Pu(nk)jasera adalah album dengan 14 lagu yang hampir seluruhnya bercerita tentang makanan tradisional, semacam directory kuliner dalam distorsi. Album ini dirilis oleh Tumbila Records (Bogor) dan Suboff Records (Bandung), sementara artwork digarap oleh Array dari Matamerahcomix.

Salah satu lagu yang ada dalam album ini berjudul "Tahu Bulat", makanan yang beberapa tahun terakhir ini menjadi fenomenal. Mereka ternyata sudah merilisnya dalam format video dan dirilis di kanal YouTube dengan produksi musik dan video seadanya, tanpa memikirkan sinematografi atau hal-hal "serius" lainnya. Lagu dan videonya berdurasi kurang dari satu menit, dengan lirik yang bisa disebutkan hanya dalam satu baris: "Tahu bulat, digoreng, di mobil, dina katel, dadakan, raos pisan" ("Tahu bulat, digoreng, di mobil, di wajan, mendadak, enak banget). Sepuluh kata ini dinyanyikan dua kali, dengan musik dan pola vokal khas punk, lalu selesai.

Memang, mereka menamai diri mereka dengan tepat. Mereka memang bangsat.

BACA JUGA - "Idelogi", Kritik Ketika Tuhan Jadi Tameng Untuk Tindak-Tanduk Radikalisme

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner