"Borderline", Persembahan Bohemians Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Bohemians

Lagu "Boderline" memotret tentang spesialnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), yang membawa pesan utama yang tersirat tentang proses penciptaan makhluk yang menyimpan rencana dan rahasia besar. 

Unit rock yang terdiri Anwar Sadat (gitar), Bayu Prasetyo (bas), Kamran CR (vokal), Luky Kusumah (gitar) dan Refa Ariavianda (drum) lewat wadah musik bernama Bohemians ini, resmi merilis lagu berjudul “Borderline”. Sebuah lagu yang diakui mereka sebagai materi lanjutan menjelang perilisan Euphemism yang direncanakan akan mulai digaungkan mulai pertengahan 2019. Selain itu, single berjudul “Boderline” ini sendiri merupakan ‘episode’ lanjutan dari single yang mereka rilis sebelumnya, “Dead Mind Dead Soul”.

Lebih jauh tentang lagu "Borderline", menurut rilisan pers yang DCDC terima, lagu ini memotret tentang spesialnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pesan utama yang tersirat, semua proses penciptaan makhluk pasti menyimpan rencana dan rahasia besar, dan menjadi hal yang wajar ketika kita sebagai manusia tidak bisa menangkap itu. Satu hal, jangan pernah merasa lelah dalam membimbing dan memahami anak-anak ‘spesial’ tersebut toh semuanya sama saja di mata Tuhan, ujar mereka menjelaskan lagunya.

Gitaris sekaligus penulis lirik lagu ini, Luky Kusumah menambahkan jika salah satu hal paling indah yang pernah dia dengar dalam hidupnya adalah ketika seorang ibu berbicara kepadanya di tempat therapy Anak Berkebutuhan Khusus. “Saya ucapkan terima kasih kepada yang maha kuasa karena saya dititipkan anak yang spesial sehingga saya lebih banyak belajar lagi tentang makna hidup,” ucap Luky.

Di luar itu, Luky Kusumah juga memiliki keresahan lain, diakui atau tidak pada umumnya masyarakat masih menunjukkan sikap yang tidak simpatik kepada para ABK. Hal ini disinyalir disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan atau pengertian tentang ABK itu sendiri. Selain juga biasanya masih berbenturan dengan adanya tekanan batin atau emosi. Dalam konteks yang lebih jauh, secara faktual, semisal dalam wacana pendidikan, masih banyak pula anggota masyarakat yang belum mengetahui bahwa selain sekolah segregasi atau sekolah khusus bagi ABK juga ada sekolah inklusif bagi mereka.

“Ketidaktahuan-ketidaktahuan macam ini (akhirnya) menggiring Bohemians ke titik pengharapan, setidaknya untuk konteks pendidikan misalnya, agar pemerintah jauh lebih memperhatikan sekolah-sekolah inklusi dan fasilitas pendukungnya; mulai dari tempat pendidikannya hingga tenaga pengajarnya. ABK harus difasilitasi dan digali potensinya dengan tepat!” tukas Luky Kusumah.

Artwork dari lagu Boderline karya Luthfil Hadi

Dari sisi musikal, lagu berdurasi kurang dari empat menit ini ingin merepresentasikan tentang sisi lain dari ruang-ruang  para ABK. Aransemen musik yang dibuat bersama-sama oleh para personel Bohemians ini dieksekusi dengan gaya menyalak; riff gitar kokoh dengan pemilihan heavy-sound, kasar dan sesekali menawarkan notasi-notasi ganjil yang rumit, seolah merupakan gambaran tentang kondisi spesial pikiran para ABK di dalam otaknya.

Proses rekaman "Borderline" dikerjakan di Escape Studios (Bandung) pada akhir 2018. Untuk mixing diserahkan kepada Fabby Lazuardi, sementara mastering-nya dilakukan oleh Avedis Mutter yang merupakan anak dari drummer PAS Band, Richard Mutter di Rebuilt 40124 Studio, Bandung.

"Borderline" dapat dinikmati dalam format video musik di kanal YouTube resmi Bohemians. Video musik yang proses pengerjaannya melibatkan rumah produksi Duafragma; Di bawah tangan director Rizki Sandi Negara dan Nurshandi Satia Ginanjar ini secara khusus menampilkan aktor muda; Zayyan Rockmeiza Kusumah. Bersama para personel Bohemians ia menuangkan ide dan gagasannya tentang isi dari lagu dimaksud melalui elaborasi teks berjalan dan gambar. Proses syuting sendiri dilakukan di kawasan Rumah Budaya Rosid (Studio Rosid), Cigadung Tengah, Bandung.

Sementara untuk memperkuat sajian, Bohemians juga menunjuk Luthfil Hadi untuk menerjemahkan musik mereka ke dalam medium seni lukis untuk sampul single. Ia menggambarkan ragam bentuk dan corak yang indah dan magis, hasil tafsirnya terhadap musik yang ia dengar dan tangkap dari lagu “Borderline”.

BACA JUGA - Morscode Ajak Selami Lebih Dekat Kehidupan di Bantar Gebang

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner