‘Bila Lapar Melukis’, Sajian Album Unik Dari Harlan Boer

‘Bila Lapar Melukis’, Sajian Album Unik Dari Harlan Boer

Sumber foto : Press release Harlan Boer

Harlan Boer membuat 10 lukisan di atas kanvas ukuran 12 x 12 cm, sebagai artwork dari masing-masing lagu, yang akan ditampilkan di album Bila Lapar Melukis.

Harlan Boer, seorang musisi yang terbilang ‘cult’ ini cukup memukau dengan cara dia menulis lirik dalam lagu-lagunya. Menyimak permainan kata dalam setiap lagu Harlan Boer selalu berada dalam kekaguman dari cara dia bercerita. Seringkali Harlan memutar balikan logika, yang dengan caranya dia menulis sebuah lirik lagu, bisa dibuat menjadi enak dinyanyikan, dengan pelafalan yang ringan namun punya kesan yang cukup dalam.

Pada perjalanan karir bermusiknya, pencapaian estetika karya dari Harlan Boer menyentuh ranah visual, serta beberapa gimmick menarik, dan terbilang baru di ranah musik tanah air. Seperti apa yang baru-baru ini dia wujudkan dalam bentuk album berjudul Bila Lapar Melukis. Album ini sendiri merupakan album kedua bagi Bin (sapaan akrab Harlan Boer) setelah sebelumnya, Bin merilis album penuh pertamanya berjudul Operasi Kecil (Parlente Records, 2017).

Bercerita tentang album kedua ini, Bin ingin menampilkan warna-warna baru sekaligus hasil produksi yang lebih rapi. Karena itu, ia berkolaborasi dengan beberapa produser: Adink Permana, Henry Foundation, dan Adi Mamokiak. Selain itu, ada hal yang tak kalah unik dalam barunya ini, dimana Bin membuat 10 lukisan di atas kanvas ukuran 12 x 12 cm, sebagai artwork dari masing-masing lagu, yang akan ditampilkan di album Bila Lapar Melukis. Menariknya lagi, Bin juga bekerja sama dengan Fungjai Indonesia, sebuah platform digital streaming asal Thailand, yang baru melebarkan sayapnya ke Indonesia pada Agustus 2018 lalu. Kerja sama ini membuahkan ide yang unik pula dalam merilis sebuah album.

Untuk menguatkan sajian album barunya tersebut, Harlan Boer akan tampil di tempat-tempat kecil di Jakarta dan sekitarnya, untuk memainkan secara perdana kesepuluh lagu yang ada di album Bila Lapar Melukis. Pemilihan tempat berdasarkan konsep pertunjukan yang sederhana dan intim, sesuai dengan kapasitasnya, dimana sang penonton dan Harlan Boer sendiri bisa nyaman mengobrol dan melakukan hearing session di sana. Tempat-tempat yang dipilih pun merupakan milik atau dikelola oleh teman-teman sendiri. Hal ini menurut Bin jadi ajang silaturahim juga dengan teman-temannya.

Tempat-tempat yang dipilih antara lain Kios Ojo Keos, Heyfolks!, Kedubes Bekasi, EarHouse, Provoke! HQ, Lalala Records, Wigmam Records, dan Kedai Kinetik. Bin akan memainkan lagu satu per satu setiap Selasa, selama 10 minggu mulai 9 Oktober 2018. Lagunya pun satu per satu akan dirilis digital pada hari yang bersamaan, eksklusif hanya di Aplikasi Fungjai. Lagu dapat didengarkan secara gratis hanya dengan mengunduh aplikasinya. Kumpulan lagu akan tersimpan dalam tautan fungjai.com/artists/harlan-boer, atau melalui tautan di bawah ini

Pada akhir rangkaian tur rilis lagu, album Bila Lapar Melukis akan dipresentasikan dalam sebuah pertunjukan yang melibatkan para musisi tamu. Ini ditujukan untuk mendekatkan pengalaman pertunjukan dengan hasil rekaman album di studio. Rencananya, agenda ini diadakan pada 11 Desember 2018 mendatang. Tepat pada hari itu, album Bila Lapar Melukis akan dirilis oleh Langen Srawa Records dalam format CD sejumlah 500 keping, sebagai cetakan pertama.

BACA JUGA - Simak 'Langkah' Vikri and My Magic Friend Merefleksikan Perjalanan Hidup

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner