Berujar Merespon Permasalahan Hidup di Kota Lewat Single

Berujar Merespon Permasalahan Hidup di Kota Lewat Single "Hipoksia"

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Berujar

Kembalinya grup musik Berujar di belantika musik tanah air, ditandai dengan perilisan single berjudul “Hipoksia”, yang diakui sebagai bentuk refleksi atas lapisan-lapisan permasalahan dan peliknya hidup di kota.

Memulai debutnya pada April 2018 lalu, trio pop/rock alternative asal Makassar, Berujar menjadi pilihan menarik yang datang dari ranah musik luar pulau Jawa. Band yang diperkuat oleh Noer Oesman (vokal), Rafiat Arya (gitar) dan Muhammad Arfah (bas) ini sepakat untuk menapakan kaki di belantika musik tanah air, dengan bermodalkan kemampuan bermusik yang cukup mumpuni, meski diakui mereka jika masing-masing personil berangkat dari latar belakang musik berbeda, hingga akhirnya mendapat titik temu saat ketiganya bermusik bersama di Berujar.

Sedikit kilas balik perjalanan Berujar. Sejak tahun 2010, mereka sebetulnya telah aktif bermusik dan menjelajahi beberapa panggung bersama. Bedanya, pada saat itu mereka masih  mengusung genre musik blues & rock n roll, hingga pada periode 2014 sampai 2018, mereka memutuskan untuk vakum sejenak sembari merampungkan kesibukan masing-masing. Arya memilih fokus sebagai penata suara di industri film, Arfah mengarahkan dirinya di bidang manajemen produksi di industri kreatif, sementara Oesman merintis usaha, sambil terus bergiat di beberapa program kemanusiaan.

Bulan Februari 2018, mereka bertemu kembali dan menyatukan visi serta komitmen bersama, hingga di pertengahan 2018, mereka sepakat untuk memasuki dapur rekaman di Rucs Record, dengan dukungan penuh dari Acdp, yang lebih dikenal dengan sebutan Capung.

Kembalinya mereka di belantika musik tanah air, ditandai dengan perilisan single berjudul “Hipoksia”, yang sudah bisa dinikmati di beberapa platform digital seperti Joox, Spotify, Youtube, iTunes, dan banyak lagi. Single “Hipoksia” diakui mereka sebagai bentuk refleksi atas lapisan-lapisan permasalahan dan peliknya hidup di kota.

“Kita mungkin saja bertahan hidup dalam kesendirian dan keheningan (ketika menjauh dari kota), tetapi mau berapa lama. "Hipoksia" semacam liburan dan hiburan bagi orang-orang kota yang rindu dengan kata ‘pulang’.” Ungkap Arfah.  Sementara menurut Arya, lagu “Hipoksia” diharapkan bisa jadi stimulus bagi para pendengar dalam mengeksplor dirinya sendiri menuju hal-hal yang lebih positif.

Selain itu, mereka juga menambahkan jika kelahiran band Berujar dan single “Hipoksia” serta karya-karyanya yang akan lahir nantinya dapat menjadi tawaran alternatif di ranah musik di Makassar, atau di luar kota Makassar, yang sedang marak beberapa tahun belakangan ini.

BACA JUGA - Sempat Hiatus Lama, Hulica Kembali Dengan Kisah Cinta Lintas Negara

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner