Beramah Tamah Menerjang Padatnya Lalu Lintas Ibukota dengan Sebuah “Cerita Kota”

Beramah Tamah Menerjang Padatnya Lalu Lintas Ibukota dengan Sebuah “Cerita Kota”

Foto didapatkan dari siaran pers. Kredit foto tidak disertakan.

Ramah Tamah merilis single yang berkisah tentang bagaimana caranya menikmati senja menjelang petang di tengah “mencekamnya” lalu lintas padat di ibukota, Jakarta dengan suasana senang.

Sebuah permata rahasia dari Jakarta. Kalimat itu mungkin tepat menggambarkan Ramah Tamah. Kelompok musik bernuansa pop ini mengemas musik mereka dengan suasana ramah, menyenangkan namun tetap sederhana. Setelah merilis single “Sejenak” yang diaransemen ulang sekitar pertengahan Maret lalu, kini kelompok musik tersebut kembali merilis single kedua bertajuk “Cerita Kota” melalui pelantar layanan digital. Berbeda dengan single pertama yang merupakan materi lama yang kemudian diaransemen ulang, "Cerita Kota" merupakan materi baru. Meskipun materi baru, kesederhanaan tetap melekat pada single kedua ini. Penambahan glockenspiel dan pemilihan gitar nylon yang dijadikan sebagai rhythm utama menjadi salah satu pembeda dari single sebelumnya.

Pada single terbarunya, Ramah Tamah menceritakan tentang riuhnya suasana kota, terutama waktu ketika Jakarta di sore hari menjelang petang. Penggambaran keramaian sudut kota ketika setiap individu yang hidup di dalamnya berangsur-angsur pulang menuju tempat yang dituju setelah seharian beraktivitas atau mereka yang baru mulai berkegiatan di malam hari. Untuk ukuran band pop, durasi single ini cukup lama sekitar 5 menit 25 detik.


Artwork "Cerita Kota" dari Ramah Tamah

Lirik dan musik “Cerita Kota” dibuat keroyokkan oleh personel Ramah Tamah yang dihuni oleh Chairani Atichah (vokal dan glockenspiel), Indra Poltak (gitar dan vokal), Akhmal Miftahul (gitar dan vokal) dan Abdul Rachman (bas dan vokal). Secara keseluruhan, “Cerita Kota” adalah gambaran umum tentang situasi seseorang kala menerjang padatnya arus lalu lintas ibukota Jakarta. Saya pribadi menggambarkan arus lalu lintas Jakarta lebih “mencekam” dibandingkan kota-kota lain di Indonesia, dan Ramah Tamah berhasil mengisahkannya dengan aura positif melalui “Cerita Kota”. Asumsi dan pengalaman buruk berlalu lintas di ibukota sejenak hilang, terserap imajinasi baik secara lirik dan komposisi musik yang diciptakan Ramah Tamah via single terbarunya. Meski setelah berlalu, single “Cerita Kota” selesai didengarkan, (secara subyektif) realita yang terjadi di arus padat jalanan ibukota, tetap saja ’mengerikan’. Kurang ramah bagi saya, entah jika anda sendiri yang mengalami atau sudah terbiasa.

Single "Cerita Kota" diproduseri secara mandiri oleh Ramah Tamah dan proses mixing serta mastering dipercayakan pada seorang insinyur (teknisi) muda, Jovanca. Selanjutnya, proses rekaman “Cerita Kota” dilakukan di dua lokasi berbeda, awalnya di Vanconta Harmony Records kemudian untuk proses take vocal dan instrumen glockenspiel dilakukan di Telinga Ketiga. Total prosesnya memakan waktu sekitar tiga bulan lebih, berlangsung sejak akhir Maret 2019 dilakukan bersamaan dengan penambahan tiga materi lagu lainnya yang akan terangkum dalam sebuah album mini.

Dengan dirilisnya single "Cerita  Kota" ini, menjadi penanda perdana bahwa proses rekaman Ramah Tamah untuk EP yang berisi lima buah trek sudah rampung. Sehingga dapat disebut juga bahwa single ini merupakan  lagu pengantar sebelum dirilisnya album mini yang segera rilis dan bertajuk "Sementara  Waktu". Album mini ini rencananya akan dirilis secara digital.

Satu hal unik lainnya, desain pada single kedua ini digarap oleh Arief  N.P, yang merupakan salah satu ilustrator asal Bekasi sekaligus gitaris dari band Ananta Janma. Sedangkan proyek desain pada "Cerita  Kota" merupakan bagian dari sebuah proyek kolaborasi   bersama dengan lima orang ilustrator lainnya untuk mengintepretasikan lirik-lirik dari Ramah Tamah. Kelima ilustrator tersebut adalah para ilustrator yang berasal dari salah satu kampus berbasis kreatif di Jakarta.

BACA JUGA - Konsisten di Musik Reggae, Indonesian Rice Menghentak Pelan dengan “Bernyanyi”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner