“Agresi Prematur” Soul Slamming

“Agresi Prematur” Soul Slamming

Hellfukkinyeaahh!!!

Itu yang pertama saya teriakkan saat mendengar album Agresi Prematur dari band asal Bandar Lampung, Soul of Slamming. Lahir tahun 2014 di tengah rentak gempuran musik slamming death metal, band ini sukses memberikan nuansa yang segar bagi hasrat musik ini. Lebih keren lagi ketika akhirnya tahu kalau mereka merekam album ini di Studio Extend, Ujungberung, studio yang merupakan salah satu titik panas pergerakan Ujungberung Rebels—komunitas musik metal tertua dan terkuat di Indonesia—sekaligus kawasan yang juga merupakan akar pemahaman musik metal bagi saya pribadi. Diproduseri oleh Dany Extend yang juga memproduseri banyak sekali band-band death metal tahun 2000an termasuk Jasad, album ini tentu sangat menjanjikan.

Satu lagi yang istimewa tentu saja sang penabuh drum, Vivi. Ialah satu-satunya personil perempuan di band ini, dan mungkin bisa disebutkan satu dari sangat jarang sekali perempuan yang secara aktif memainkan metal di ranah musik Lampung. Dan jika kita tetap sepakat bahwa salah satu indikator kemajuan sebuah komunitas adalah partisipasi aktif perempuan, kiprah Vivi tentu saja merupakan satu indikator tersebut dan semoga keberadaannya bisa menginspirasi para perempuan yan lain untuk juga turut bergerak di ranah musik ini.

Namun tentu tak hanya itu. Di album ini Vivi bermain sangat apik, mampu menimpali musik slamming new york death metal yang dibangun vokal Deni Gore, gerinda gitar Ricko, serta dentuman bass Denci Suprobo. Mereka berempat mampu membangun sebuah keterpaduan musik yang keren. Terutama saya suka groove yang dibangun Vivi semenjak intro di lagu “Sakit Otak” juga tentu saja dinamika slamming music dan grinding yang dibangun di lagu “Agresi Eksekusi Tirani”. Warna heavy metal 1990an dalam riffing gitar di lagu “Prematur” juga mencuri perhatian saya. Pun “Industri Pembodohan” yang asik pisan lah dan sukses bikin saya slammin’ my frag body into the fukkin wall to break it or mine. Keren \m/

Tema kemanusiaan yang diangkat Soul of Slamming di album ini juga keren dan beragam. Mulai dari keangkuhan manusia tirani, fenomena pelacuran dan pelecehan seksual terhadap kaum wanita, ajakan untuk melawan pembodohan yang dilakukan sistem industri, dendam dan pemberontakan, serta hinaan dan amarah; berhasil dirajut Soul Of Slamming dalam sembilan lagu yang mampu menghantamkan wajah-wajah para munafik ke dalam gerinda dan membubukkannya dan membuat kita semua paham bahwa dunia tak baik-baik saja hingga harus ada yang harus dilakukan.

Dan akhirnya betul seperti apa yang mereka tuliskan di belakang album : Not Just Slam But Soul, album ini tak hanya gugatan para musisi death metal Lapung atas bentuk-bentuk lara dan amarah, lebih dari itu adalah jiwa dari ketersambungan sejarah musik metal Lampung sejak kelahirannya tahun 1990an hingga kini, 2016 ketika album ini rilis. Ejoy it all \m/

Images: https://scontent.xx.fbcdn.net
www.metal-archives.com

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner