Ada 4 Presiden Nyasar ke Pamulang

Ada 4 Presiden Nyasar ke Pamulang

Ada empat presiden ‘nyasar’ di SNOTR Pamulang
Titik kelima SNOTR diramaikan oleh empat orang presiden yaitu Man Jasad dari Republik Gaban alias Garut-Bandung, Budi Dalton dari Republik Pacantel yang cinta damai, Pidi Baiq dari Negara Kesatuan Republik The Panasdalam yang konon memisahkan diri dari NKRI pada masa orde lama, dan Zastrow Al Ngatawi dari Republik Jalanan yang katanya berdiri sejak manusia bisa berjalan.

Keempat presiden ini melakukan dialog santai bersama masyarakat yang datang ke Pasar Kita Pamulang pada Sabtu (18/6). Pertama kali hadir di panggung SNOTR, mereka menerangkan situasi dan kondisi di negaranya masing-masing dengan gaya yang tampak asal-asalan namun cerdas. Pada sesi tanya jawab, salah satu penonton melontarkan pertanyaan, “Negaranya punya berapa menteri, Pak?” Man Jasad menjawab bahwa negaranya sudah serba digital, jadi untuk pertanyaan semacam itu silakan jawabannya dicari di google. Pidi Baiq lalu menimpali bahwa dia tidak tahu berapa jumlah perdana menteri di negaranya karena dia bukan pemimpin yang hitungan.

Selain perihal kenegaraan, para presiden ini memperbincangkan beragam topik secara random. Mulai dari soal agama, pancaroba, pornografi, kekayaan alam, teori gravitasi Einstein, sampai masalah seni dan budaya, semua dibahas di sana. “Di negara saya nggak ada seni, soalnya bikin bau pesing,” ujar Zastrow. “Kalo di saya, budayawan tidak ada, mereka sudah tidak mau pake gelar budayawan lagi. Kenapa? Karena korupsi sudah membudaya, jadi koruptor dan budayawan sekarang disamakan,” timpal Budi Dalton. Humor-humor berbau satire seperti itu sukses menyentil sekaligus membuat penonton terpingkal-pingkal.

Steven Jam mengajak penonton mengingat ‘Hari Kiamat’
Nama Steven Jam yang sudah tak asing lagi di telinga para pecinta reggae menyapa penggemarnya di main stage SNOTR Pamulang. Mereka sangat senang karena akhirnya bisa mengumandangkan kembali ‘Trully Friends’ setelah sekian lama absen tampil di kota ini. Tentunya, irama skank yang dibawakan Steven Jam membuat penonton asyik berajojing ria walaupun rintik-rintik hujan sempat turun malam hari itu. Panggung SNOTR yang tak begitu besar dan tak berjarak dengan audience membuat Steven bisa turun lalu bernyanyi bersama para penonton di barisan depan, sambil bersalaman dan berangkulan dengan mereka.

Setelah membawakan beberapa nomor andalannya, Steven Jam mengcover lagu ‘Hari Kiamat’ dari Black Brothers yang mereka rasa cocok dengan nuansa bulan ramadhan saat ini, “Biar pada inget kiamat, inget dosa, nggak apa-apa ya kan lagi bulan puasa,” ujar Steven. Grup musik asal Jakarta ini kemudian menutup penampilannya dengan ‘Lagu Santai’ yang dulu dipopulerkan Steven & Coconut Treez. “Nyanyi lagu pantai, nyanyi lagu santai. Nyanyi lagu pantai, mari kita santai.. Yeah!” seru penonton bersama-sama mengikuti reff yang dinyanyikan Steven Jam.

DCDC Games bikin Abah Andris dan Rosemary saingan
Tak kalah dari hiburan di main stage SNOTR, booth DCDC Games juga menyedot perhatian warga Pamulang sejak sore hingga malam hari. Booth ini menyajikan tiga jenis permainan yaitu ‘Reggae Me’, ‘Hit the Rock’, dan ‘Tic Tac Blues’. Syarat untuk bermain di booth DCDC Games ada dua. Pertama, pengunjung harus berusia di atas 18 tahun, dan kedua, mereka harus membawa kupon yang bisa diperoleh secara gratis di booth Djarum Coklat.

Bukan hanya sekedar bermain, para pengunjung yang berhasil mencapai skor tertentu dalam games ini berhak mendapat merchandise original berupa cricket, mug, atau kaos ‘diFilter aja’ dari DCDC. Puluhan warga Pamulang yang antusias bergantian mengantri pada booth ini untuk mencoba peruntungannya. Tak jarang mereka pulang dengan suka cita karena mengantungi souvenir SNOTR.

Selain pengunjung yang antusias, kehebohan di booth ini terjadi karena para talent SNOTR seperti Abah Andris, Ahong, Fajar, Ink, dan kawan-kawan Rosemary lainnya pun ternyata bersemangat untuk bermain dan saling mengalahkan satu sama lain. Dari sekian banyak kesempatan, Abah Andris lah yang keluar sebagai pemenang karena berhasil memasukkan lebih dari tiga bola pingpong ke dalam gelas pada permainan ‘Hit the Rock’.

ESP diburu metalhead Pamulang
Dari belasan clothing line yang turut serta dalam roadshow SNOTR, Extreme Souls Production (ESP) menjadi satu-satunya brand yang berasal dari komunitas metal. Keunikan ini membuat produk ESP diburu oleh metalhead di berbagai kota, termasuk Pamulang, Tangerang Selatan. Berbekal 50% original t-shirt band luar dan 50% original t-shirt band dalam negeri, ESP menawarkan diskon sebesar 10-25% bagi pengunjung yang ingin berbelanja di atas jam 10 malam. “Sejauh ini peminatnya hampir berimbang, tapi tetap lebih bagus band lokal. Kebanyakan orang nyarinya kaos Jasad atau Burgerkill,” ujar Iwan selaku owner ESP.

Di samping itu, untuk baju-baju keluaran label ESP sendiri—yang bukan merchandise band—Iwan membandrolnya setengah dari harga asli. Yang tadinya dijual Rp100.000, di SNOTR Pamulang ini produk-produk tersebut dijual Rp50.000 saja. Iwan yang juga merupakan manajer dari Band Jasad itu mengaku senang bergabung dalam SNOTR karena ESP sendiri jadi berkesempatan ‘keluar kandang’ dan berinteraksi langsung dengan teman-teman penggila musik metal di berbagai kota, dari Jawa Barat sampai Jawa Tengah. “Saya sih berharap DCDC lebih sering bikin acara bagus kayak gini. Minimal dua kali setahun lah, jadi nggak cuma pas bulan ramadhan aja,” ujarnya. ***

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner