Absen Selama 13 Tahun, Ape On The Roof Kembali dengan

Absen Selama 13 Tahun, Ape On The Roof Kembali dengan "Broken"

Foto didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Hilang dari peredaran selama 13 tahun setelah merilis album Abandon All Logic, duo Aghi Narottama dan Utari Syaukat dalam identitas Ape On The Roof (AOTR) akhirnya kembali menampakan diri. Proyek musik yang dibuat oleh keduanya saat bersekolah di Seattle, Amerika Serikat ini kembali terjun ke dunia cipta karya, dan kali ini mereka hadir membawa single terbaru yang diberi judul "Broken". Lagu ini akan terdapat dalam album pendek yang segera dirilis oleh Rooftopsoundrecs.

"Broken" dari Ape On The Roof diciptakan di masa pandemi. Karena itulah proses pengerjaannya dilaksanakan secara simultan dari rumah masing-masing dengan sederhana. Sekian lama disibukkan oleh kegiatan masing-masing, mereka menemukan waktu yang tepat untuk kembali produktif berkarya. Sebenarnya, pengerjaan untuk demo sudah dilakukan Aghi sejak hampir tiga tahun lalu. Namun, dengan banyaknya waktu yang bisa mereka pakai, mereka menemukan metode dan ramuan-ramuan baru. Kabarnya, demo-demo sebelumnya akan dibagikan pada publik sebagai soundbits AOTR Projects.

Proses kreatifnya juga dilaksanakan dengan sederhana. Proses rekaman mereka lakukan seperti yang mereka lakukan di tahun 2002 silam, ketika proyek ini digagas dan mengerjakan album perdana hingga menjadi cikal bakal berdirinya Rooftopsound. Bahkan, Tari tidak harus masuk studio rekaman; semua dilaksanakan di rumah. Mereka menyatakan bahwa "Broken" adalah karya yang cukup spontan dan merupakan buah persinggungan konsep musik keduanya yang tak pernah pudar sejak awal terbentuk.

Namun, ada satu hal yang mereka garisbawahi sebagai salah satu yang membuat karya terbaru ini makin istimewa dan menarik. Di lagu ini, mereka meleburkan berbagai pengaruh wacana dari dari disiplin ilmu yang beragam untuk dibalut dalam satu kemasan musik yang utuh. Berdasarkan pengalaman keduanya yang berbeda: Aghi terbiasa bekerja di dunia musik untuk film, sementara tari bekerja di bidang kreatif, penggarapan karya ini seakan sedang mengerjakan sebuah perubahan haluan yang penting dan mendasar.

BACA JUGA - Manifestasi Instrumentalia Shock After Rest di Album ‘Seja Niskala’

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner