‘Sounds Cute Might Delete Later’ Vol 1 & Vol 2 : Hiburan Sejenak Dari Sun Eater

‘Sounds Cute Might Delete Later’ Vol 1 & Vol 2 : Hiburan Sejenak Dari Sun Eater

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Sun Eater

Pandemi mungkin masih masih berlangsung namun semoga nyala semangat untuk berkarya tidak juga surut. Satu hal yang diamini label Sun Eater kala merilis 'Sounds Cute Might Delete Later'

Terjebak di situasi sulit semenjak pandemi melanda dunia hampir dua tahun kebelakang, di Indonesia sendiri keadaan seperti wahana roller coaster, lambat laun membaik meski menuju titik cerah sepertinya masih samar dari pandangan mata. Wajah media masih saja diwarnai tajuk utamanya; berita politik, kemunduran sosial dan kekerasaan yang tak jemu-jemu hadir sebagai ‘hiburan’ warga setiap harinya.

Imbas pandemi jelas sekali menampar keras-keras segala industri, tidak terkecuali wilayah musik. Walau rilisan musik masih dapat dijumpai dan didengarkan hampir setiap pekannya, tidak dapat dipungkiri pandemi nyatanya membatasi ruang gerak ekosistmen musik di Indonesia. Namun, setiap himpitan pasti menyisakan sedikit celah-celah kreativitas yang yang menanti dieksplorasi. Para pelakunya dituntut untuk selalu bergerak dinamis dan fleksibel dalam beradaptasi pada situasi macam ini, seperti yang sedang dilakukan oleh Sun Eater, label music yang bermarkas di Jakarta.

Memasuki separuh akhir tahun 2021, label yang menaungi musisi seperti .Feast dan Hindia (yang juga ikut serta dalam dua mini album kompilasi kali ini) merilis Sounds Cute Might Delete Later. Sebuah mini album kompilasi yang dirilis setiap bulan dari Agustus sampai tutup tahun 2021. 27 Agustus 2021 kemarin, Vol.1 nya disebar secara masal. Hiburan tanpa pretensi maupun tendensi. Mini album kompilasi ini murni hanya sebagai pendamping bersenang-senang belaka dan tidak merebut perhatian orang dari pandemi.

“Kami rasa dalam keadaan seperti ini kurang tepat untuk rilis materi besar seperti album atau mini album berkonsep. Musik bukan kebutuhan primer dalam keadaan seperti ini, orang berfokus ke berbagai hal yang lebih penting, jadi kami rasa lebih tepat untuk mengeluarkan lagu-lagu lepasan yang tidak merebut perhatian orang dari pandemi, melainkan menjadi hiburan sampingan yang tidak menganggap diri terlalu serius/penting saja” terang Baskara, selaku A&R dari Sun Eater.

Pemilihan judul Sounds Cute Might Delete Later diakui mereka terinspirasi dari frase “felt cute might delete later” yang kerap kali disematkan pada unggahan media sosial milenial dan gen z yang umumnya dibubuhkan pada swafoto serta photo dump yang mereka unggah tanpa konteks. Senada dengan judulnya, materi lagu yang terdapat dalam kompilasi ini bukan materi serius dengan kaliber yang biasa digarap para musisi di dalamnya. Beberapa diantaranya berupa song dump atau apa adanya.

Ada sejumlah nama yang tidak asing di kancah musik saat ini yang  telah dikonfirmasi terlibat dalam kompilasi  Sounds Cute Might Delete Later, sebut saja Hindia feat Rayhan Noor, Aldrian Risjad, .Feast, Agatha Prcilla, Seda, Mantra Vutura, Glaskaca, Maseta, Fufufu (Natasha Udu & Awan) dan lain-lain. “Musisi yang terlibat di sini antara lain keluarga Sun Eater dan kawan/kerabat siapapun yang mau terlibat. Proyek-proyek kawana tau kerabat yang kami tahu ada idenya namun belum sempat terlaksana dalam bentuk rilisan serius, kami coba beri wadah” lanjut Baskara

Pada rilisan Volume 1, pemilihan lagu didasarkan pada siapa yang lebih dahulu siap meluncurkan materi. Sounds Cute Might Delete Later vol. 1 ini memuat dua buah lagu; “Hari Yang Baik Untuk Berbohong” dari duo Hindia dan Rayhan Noor serta “Samudra, Samudra” dari solois termuda di Sun Eater, Aldrian Risjad.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner