“Tur Multi Semesta”: Gelaran Pembuktian Amarah .Feast

“Tur Multi Semesta”: Gelaran Pembuktian Amarah .Feast

Sumber Foto : Agung Rainda & Faris Aslam

Dengan diselenggarakan rangkaian “Tur Multi Semesta” ini mampu membuktikan bahwa .Feast memang  #masihmarah atau bahkan selalu marah

Liar, ‘keras’, dan tanpa kompromi. Semua kata itu memang cocok menjadi kalimat yang menggambarkan keseruan acara “Tur Multi Semesta” dari .Feast tempo hari, 20 Januari 2023. Acara ini diselenggarakan di Critical 11, Pajajaran dengan antusiasme para Kelelawar Malam – sebutan bagi fans garis keras –  yang datang dari berbagai penjuru. Pagelaran ini tentunya menjadi angin segar bagi para Kelelawar, ditambah ini adalah rangkaian tur pertama dari .Feast. Di mana rangkaian tur ini digelar di delapan kota diantaranya Bandung, Bali, Palembang, Pontianak, Surabaya, Makassar, Semarang, dan Jakarta menjadi kota penutup rangkaian tur ini. Dan kala itupun adalah kali pertama saya menyaksikan penampilan kelima bahadur ini secara langsung.

Dibuka oleh penampilan Dongker, para penonton memulai pemanasan dengan senang-senang. Lagu “Astro Zombie” milik Misfits menjadi salam pembuka yang membara dari Dongker membuat crowd secara spontan dan dilanjutkan dengan moshing. Selanjutnya mereka mulai membawakan lagu-lagu milik pribadi seperti "Balada Gehel”, “Kita Tersesat”, “Bicaralah Padaku” dan lainnya. Meskipun terbilang baru, Dongker memang pantas menjadi band pembukan tur ini yang terlihat dari penampilannya yang liar.

Tensi semakin panas ketika Dongker menutup sesi dengan membawakan tembang andalannya, “Bertaruh Pada Api”. Crowd semakin menggebu dengan sing a long dan stage diving yang menjadi pelampiasan segala ekspresi. Visual menarik dilengkapi animasi dan penggunaan warna yang tepat layar belakang menjadi nilai tambah penampilan mereka. Cukup unik ketika si vokalis tampil tetap menggunakan balaclava (penutup kepala) yang tentunya menjadi ciri khas bagi mereka. Karena gerah, pada saat itu saya sempat bergurau dengan teman saya mengomentari si vokali; “uyuhan eta vokalis beres konser kesangna ngomprot siga putsal” (kebayang itu vokalis beres konser keringetnya kaya abis main futsal).

Kondisi menjadi semakin pecah ketika .Feast memulai aksinya. Dibuka dengan voicer over dan penampilan animasi, sesi ini menjadi ajang pemetaan perjalanan mereka yang kini berusia 10 tahun. Jalan yang panjang serta segala lika-liku mampu membentuk .Feast yang hingga kini #masihmarah dengan segala sarkasme di setiap lagunya. Sudah menghasilkan empat album, sebagian besar lagu di seluruh album mereka bawakan dengan lantang. Seperti di lagu “Ali” secara cepat Baskara menebar ‘kemarahan’ kpeada para penonton, yang disambut secara keras dengan bernyanyi bersama.

 

Kesenangan segera berlanjut ketika lagu-lagu andalan .Feast mulai dimainkan seperti “Peradaban” dengan nyanyian lantang para penonto, “Kelelawar” dengan para Kelelawar Merah yang haus distorsi, “Berita Kehilangan” yang dibawakan bersama Natasha Udu, dan lagu lainnya yang membuat gairah kerumunan menjadi semakin ‘gila’. Aksi panggung seperti biasa selalu dilakukan oleh mereka meskipun tidak muluk-muluk tapi tetap memberikan kesan ‘keren’ yang kuat. Tampilan visual dengan segala desain ditambah kata-kata kritis mampu membuktikan bahwa .Feast memang  #masihmarah atau bahkan selalu marah.

Semua ‘kegilaan’ di pembukaan “Tur Multi Semesta” ini memang menjadi sebuah wahana bagi para Kelelawar Malam dengan segala letupan ekspresi setiap orangnya. Kekonsistenan .Feast nampaknya layak diberi jempol yang geliatnya mampu menciptakan basis penggemar yang militant. Tur ini juga tentunya menjadi kesan pertama yang tidak mengecewakan bagi saya meskipun sebenarnya saya hanya tau lagu-lagu di album Beberapa Orang Memaafkan. Semoga saja .Feast tetap seperti ini, atau saya harap .Feast mampu menciptakan musik-musik yang lebih ‘KERAS’ kedepannya. Hehe.

BACA JUGA - Ritus Suci Heavy Metal di “Rock In Solo 2022”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner