Treehovse ; Kolektif Puitis yang Menyelami Bagaimana Seisi Bumi Bernyanyi

Treehovse ; Kolektif Puitis yang Menyelami Bagaimana Seisi Bumi Bernyanyi

Cerita yang mereka ukir dalam lagu-lagunya mendalami sebuah problema harmonis kehidupan akan suara alam seisi bumi yang mereka kagumi.

Treehovse merupakan sebuah kolektif musik asal Bekasi yang mengetengahkan folk sebagai benang merahnya. Dengan segala pola kreasi mereka meramu musik, kolektif ini menghasilkan pula sedikit sentuhan etnik di dalamnya. Satu hal yang kemudian tertuang di debut mini albumnya yang berjudul Talikama. Mini album ini sendiri menghasilkan beberapa lagu yang menarik untuk disimak, dari mulai "Halaman Rumah", "Layang Biru", dan "17:00".

Kolektif musik yang beranggotakan Dimas, Rina, Fikar, dan Boim ini mengaku cukup banyak mendapat pengaruh dari Of Monster and Man, Mumford and Sons, The Lumineers, Coldplay dan masih banyak lagi. Bicara lebih jauh soal penamaan judul Talikama, diakui oleh mereka jika hal tersebut dilatari dari sebuah tali pengikat layang-layang. Filosofi layang-layang dengan semua tarik ulurnya agaknya menjadi sejalan dengan hal-hal esensial yang mereka percaya, hingga hal tersebut mereka tuangkan dalam bentuk lagu.

Ditemui disela-sela syuting DCDC Musikkita, mereka menuturkan jika dalam bermusik, mereka menyajikannya layaknya sebuah cerita, di mana di dalamnya terdapat kisah perjalanan yang mereka lewati bersama, seperti ombak dan otak, angin dan hujan dalam rindu dan duka. Cerita yang mereka ukir mendalami sebuah problema harmonis kehidupan akan suara alam seisi bumi yang mereka kagumi. Terbilang puitis hingga kemudian mereka menemukan barisan narasi puitis tersebut dalam bentuk lagu.

Hal tersebut menjadi sejalan pula dengan folk yang kadung identik dengan sesuatu yang sendu dan melenakan, baik secara musik maupun secara penulisan lirik. Meski hal ini kemudian menjadi pro dan kontra, di mana banyak orang di luar sana mempunyai argumen sendiri tentang folk versinya masing-masing. Namun lepas dari itu, Treehouvse merasa jika perkara musik sudah bukan tentang mana yang benar dan mana yang salah, tapi lebih dari itu melibatkan hati dan perasaan di dalamnya. Oh iya sebagai tambahan, saat ditemui DCDC disela-sela syuting DCDC Musikkita, mereka menekankan pada penulisan Treehovse dengan huruf V bukan U. Satu hal sederhana namun rupanya berpengaruh pada cara mereka menciptakan persona dan citra dalam bandnya.

BACA JUGA - Syarikat Idola Remaja ; Kumpulan Musafir yang Menemukan Rumahnya di Dunia Musik

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner