Tong Gandeng! Biar The Panasdalam Bank, Iksan Skuter, dan Inkmary Saja yang Berisik!

Tong Gandeng! Biar The Panasdalam Bank, Iksan Skuter, dan Inkmary Saja yang Berisik!

Meski terkadang masih dihinggapi ketakutan akan pandemi yang belum menyatakan dirinya mundur dari bumi pertiwi, namun rasanya keriaan semacam ini sanggup menebalkan imun dalam diri karena dihiasi gelak tawa dalam setiap sesi acaranya

Kota Pertama DCDC Ngabuburit, Sukabumi

Setelah dua tahun absen akhirnya DCDC Ngabuburit kembali tahun 2022 ini. Sesuai dengan kata ‘ngabuburit’ yang artinya menunggu waktu berbuka puasa, maka DCDC Ngabuburit selalu hadir di bulan puasa dengan suguhan aneka kegiatan. Menunggu buka puasa dengan keriaan panggung musik dan juga absurdnya cerdas cermat, lengkap dengan hadiahnya yang tidak kalah absurd (ada kambing, ayam, dan telur ayam), tentu jadi sesuatu yang menyenangkan menjelang adzan berkumandang.

Sebelum muadzin mengambil alih microphone, ada Erwin dan Alga The Panasdalam Bank, serta Iksan Skuter yang mengambil alih kendali microphone di Sukabumi, sebagai kota pertama yang disinggahi DCDC Ngabuburit. Menggaris bawahi kota Sukabumi juga kemudian menjadi catatan menarik, mengingat kota ini merupakan kota kelahiran Alga The Panasdalam Bank, hingga kemudian tidak mengherankan jika serangkaian aksinya di atas panggung seolah menunjukan dirinya sebagai ‘tuan rumah’. Cara dia melantunkan kata Drakula atau Gula dalam lagu-lagu The Panasdalam Bank menarik untuk disimak, dengan kekhasan gerakan ‘moshing’ ala anak punk.

Menjadi tandem Alga bernyanyi Erwin 'Koboy' tidak kalah seru di atas panggung, apalagi kala Erwin mengemban tugas menyanyikan nada-nada tinggi di lagu-lagu bandnya. Pembagian peran ini menjadi menarik, karena ada dua frontman di band ini. Dua-duanya seru dan bisa meneruskan estafet yang diberikan ayah Pidi Baiq, sang imam besar band ini.

Pun begitu kala mereka terlibat cerdas cermat di DCDC Ngabuburit ini. Terutama Alga yang hobi banget hackling setiap jawaban di cerdas cermat ini. Tentunya seru karena ada perdebatan antara peserta dengan Iksan Skuter, yang menjadi juri di cerdas cermat ini. Berakhir sebelum waktu berbuka, DCDC Ngabuburit di Sukabumi kemudian meninggakan memoar manis kala Iksan bernyanyi “Rindu Sahabat” dan lagu “Shankara” yang sanggup membuat koor masal dari penonton. Menyenangkan melihat pemandangan seperti ini, mengingat tegur sapa hangat dalam keakraban panggung musik lama dirindukan banyak orang.

Kota Kedua DCDC Ngabuburit, Garut

Garut menjadi kota kedua gelaran DCDC Ngabuburit. Mengambil lokasi yang lumayan jauh dari perkotaan, Garut sore itu kemudian menghadirkan pemandangan yang berbeda dengan kota Sukabumi, yang menjadi kota pertama DCDC Ngabuburit. Persamaannya, DCDC Ngabuburit masih menghadirkan The Panasdalam Bank sebagai salah satu pengisi acaranya. Namun kali ini, gerombolan musik kurang ajar ini ditemani Inkmary sebagai tandem mereka berbuat huru hara dalam hura hura bermusik menjelang berbuka. Seperti Iksan, Inkmary sanggup menarik perhatian penonton, meski hanya bersenjata gitar akustik yang dimainkan oleh sepupunya, gitaris band Protonema (lupa namanya siapa).

Oh iya, sampai lupa, satu lagi yang membuat gelaran DCDC Ngabuburit di Garut ini berbeda adalah tampilnya dua band dari wadah DCDC Shout Out, Rakyat Kampus Bersuara dengan Jeane. Keduanya lumayan tampil menghibur, dengan Rakyat Kampus Bersuara yang kuat dengan persona mahasiswa yang bermusik serta Jeane yang lumayan kental dengan rock blues nya, meski sayangnya band ini masih terlalu nyaman membawakan lagu-lagu band orang lain.

Setelah berbuka, kali ini giliran Inkmary dan The Panasdalam Bank yang memanaskan panggung. Baik ketika mereka bermusik atau mengasah otak di cerdas cermat semuanya sanggup membuat penonton larut dalam keriaan gelaran ini. Lagi-lagi, perdebatan dan ‘kerusuhan’ dari lontaran mereka akan jawaban di cerdas cermat ini menjadi bahan seru untuk ditertawakan.

Saat pembagian hadiah pun tidak kalah seru. Dengan domba yang dicukur habis bulunya, hingga celetukan “anying ieu domba na modol di panggung”,  menjadi pemandangan yang rasanya dirindukan setiap bulan Ramadhan tiba. Rasanya lagi, menatap layar handphone di beberapa acara virtual tidak sanggup menggantikan canda offline seperti yang terjadi di Sukabumi dan Garut ini. Meski terkadang masih dihinggapi ketakutan akan pandemi yang belum menyatakan dirinya mundur dari bumi pertiwi, namun rasanya keriaan semacam ini sedikit banyaknya sanggup menebalkan imun dalam diri karena dihiasi gelak tawa dalam setiap sesi acaranya. Seakan berbanding lurus dengan semangat yang dibawa DCDC, “Djangan Berisik, Tetap Tenang Kita Menang”. Menang dalam mengalahkan ketakutan-ketakutan yang selama ini menghantui, karena toh nyatanya dengan bersilaturahmi ketakutan itu kemudian berbuah manis menjadi keakraban.

BACA JUGA - “Drumadhan”, Ajang Reuni dan Silaturahmi Drumer di Bulan Puasa

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner