Tinjau Ulang Pemutar Musik dari Masa ke Masa

Ilustrasi di atas didapatkan dari texture4photoshop dan pixers. Sudah mengalami proses edit.

Musik selalu berkembang mengikuti peradaban zaman dan manusia sebagai konsumen sejatinya. Hal ini berkaitan, rekat, sulit untuk dipisahkan sepanjang masa ke masa. Hal itu pula yang menyebabkan terciptanya berbagai jenis alat musik maupun aliran-aliran musik baik tradisional maupun musik modern pendobrak tradisi seperti blues dan jazz.

Mula-mula keberadaan musik dipergunakan untuk mengiringi seni pertunjukkan, ritual atau ibadah, hingga perang berdarah. Perannya sebagai hiburan, meditasi, genderang perang dan seterusnya selalu menghiasi perubahan zaman dan fleksibilitasnya mengikuti beriringan. Di abad 19-20, film bisu mulai muncul dan mewabah, disambung dengan kian semaraknya unsur musik, hingga akhirnya musik mulai mewarnai video game dan lain sebagainya. Pendidikan tentang musik, akademisi, pakar musik hingga industri musik yang kokoh saat ini hingga saat ini menyumbang kontribusi hingga musik mampu berkembang sedemikian hebatnya.

Berbicara tentang musik, ada satu hal yang tak mungkin untuk dilewatkan. Tentu saja hal yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memutarnya. Wujud pemutar musik pun tidak ketinggalan berubah-ubah, berkembang, bereksperimen, dikembangkan dan diciptakan. Beberapa bahkan mengikuti pangsa pasarnya sendiri, sesuai dengan kebutuhan manusia yang tak lepas dari itu semua.

Memang, untuk saat ini mengakses musik jauh lebih mudah. Musik dapat dinikmati melalui format digital berkualitas tinggi melalui gerai dan layanan pelantar, baik berbentuk audio saja maupun tambahan visual dari musik yang dimaksud. Jauh sebelum itu, radio adalah media termudah mendengarkan musik secara masif. Namun, pernahkah terbersit apa saja dan bagaimana perkembangan alat pemutar musik jauh sebelum itu? Mari sedikit meninjau ulang!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner