Tiga Warna Berbeda Tersaji di Gelaran DCDC Reggae Nation

Tiga Warna Berbeda Tersaji di Gelaran DCDC Reggae Nation

Ketiga band yang tampil di Reggae Nation malam itu rasanya tidak ada yang benar-benar menyajikan jamaican sound secara umum. Dalam tanpa kutip, bisa dibilang tiga band tersebut tidak ada yang terdengar reggae banget

Menjelang akhir Maret 2022 lalu menjadi catatan tersendiri bagi pecinta musik jamaican sound. Pasalnya gelaran DCDC Reggae Nation yang biasa disajikan di studio, kali itu mengusung tema berbeda, dengan menghadirkan tiga band yang tampil secara live di luar studio. Dari mulai Wargi Reborn, Beruang Kota, hingga Bendi Harmoni. Uniknya meski ketiga disatukan dalam benang merah jamaican sound, namun pada pola kreasinya tiga band mencampurkan pula unsur musik lainnya, lengkap dengan semua kekhasan masing-masing band.

Menggaris bawahi tentang kekhasan yang masing-masing band tampilkan pada gelaran Reggae Nation malam itu, menarik pula dibahas tentang persona yang mereka sajikan. Band Wargi Reborn misalnya. Band ini ternyata cukup punya concern akan tampilan visual di atas panggung. Hal ini dibuktikan dengan penampilan para personilnya, terutama sang gitaris yang tampil bak seorang koboy. Hal ini bisa dibilang menjadi anomali tersendiri bagi kebanyakan band-band jamaican sound, mengingatnya banyaknya band ini kerap dipadu padankan dengan gaya berpakaian ala anak pantai, lengkap dengan atribut tiga warna (merah, kuning, hijau) yang menjadi identik dengan gaya anak-anak reggae (yang merupakan salah satu sub genre dari jamaican sound).

Tentang musik sendiri, ketiga band yang tampil di Reggae Nation malam itu rasanya tidak ada yang benar-benar menyajikan jamaican sound secara umum. Dalam tanpa kutip, bisa dibilang tiga band tersebut tidak ada yang terdengar reggae banget, ska banget, atau steady banget, karena nyatanya mereka mencampurkannya dengan latar belakang musik hingga kekhasan masing-masing personil. Meski dibalut benang merah yang sama, Jamaican Sound, namun masing-masing dari mereka menawarkan eksplorasi seru dan beragam.

Misalnya saja Beruang Kota yang menamakan musiknya dengan istilah New Old Steady. Band yang berdiri pada tahun 2013 ini kemudian mengerucutkan interpretasi bermusik New Old Steady barusan lewat sebuah lagu berjudul “Gadis Manis”. Ketika tampil, satu hal yang kiranya cukup mencuri perhatian penonton adalah cara bernyanyi/karakter vokal si vokalis, hingga lick-lick gitar yang dua gitaris mereka mainkan yang bisa dibilang sedikit diberi sentuhan jazz dalam olahan musiknya.

Masih tentang sajian musik yang ditampilkan di DCDC Reggae Nation malam itu. Hadir pula Wargi Reborn yang dengan semua kekhasan bermusiknya mereka mencampurkan musik reggae, ska, rock, bahkan dangdut. Hal ini diakui pula oleh sang vokalis, kala DCD berkesempatan mewawancarainya. Dia mengaku jika memang dirinya punya latar belakang musik dangdut, hingga hal tersebut, disengaja atau tidak kemudian berpengaruh pula pada pola dia bermusik, termasuk ketika dia menjadi vokalis Wargi Reborn.   

Lepas dari persona dan musik yang menjadi perhatian DCDC malam itu, satu hal yang kiranya menarik untuk diangkat juga adalah tentang Bendi Harmoni dengan kutipan yang mereka tebalkan, tentang “liar itu emas”. Alih alih setuju dengan peribahasa diam itu emas, mereka lebih memilih artian sebaliknya dengan menggaris bawahi kata liar. Pada outputnya langsung terasa kala mereka tampil, di mana para personilnya memang memberikan ‘keliaran’ menyenangkan, terutama sang bassis.

“padahal si eta mah tara mabok, tapi gaya nya kalau sudah main bass liar banget”, ujar sang vokalis, Dimas seraya tertawa.

‘keliaran’ lain yang ditampilkan oleh Bendi Harmoni di gelaran DCDC Reggae Nation malam itu juga diaplikasikan juga dalam musiknya, di mana mereka mengistilahkan musiknya dengan nama folk steady. Hal ini bukan tanpa alasan mengingat sang vokalis, Dimas cukup kuat dengan karakter folk dalam cara bernyanyinya. Namun bukan lantas menjadi rancu, dan sebaliknya hal tersebut malah mendatangkan keunikan serta keseruan tersendiri kala dibawakan oleh mereka. Hal ini terbukti kala penonton menyambut dengan antusias lagu-lagu yang mereka lontarkan, seperti misalnya, salah satu lagu yang mendapat sambutan paling hangat malam itu, “Pantang Pulang Sebelum Tumbang”. Kekayaan musik yang disajikan Bendi Harmoni juga bukan tanpa alasan, mengingat band ini merupakan gabungan dari band-band lain yang melibatkan para personilnya, dari mulai The Paps hingga Mr Sonjaya.

Di luar urusan panggung musik, duo host Reggae Nation, Soni Bebek dan DJ Ronin berkesempatan mewawancarai kang Soni yang merupakan sosok penggerak komunitas musik jamaican sound di Cianjur. Berbagai tema pembahasan menjadi sesuatu yang menarik untuk diulik lebih jauh pada malam hari itu. Komunitas ini terbilang aktif hingga bahkan berhasil melahirkan beberapa musisi/band ke permukaan, seperti salah satunya band Sunda Woles, yang juga pernah berkesempatan tampil di DCDC Reggae Nation Virtual beberapa waktu lalu. Satu hal yang perlu dicatat dan ditebalkan dalam obrolan bersama kang Soni tersebut adalah tentang pentingnya membangun komunitas, karena bagaimana pun musik haruslah berjalan dinamis dan pelakunya harus terus bergerak.  

BACA JUGA - Hajar Jalanan Bareng Kolaborasi Burgerkill & Saint Barkley!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner