The Sugar Spun : Kembang Gula yang Berputar Dengan Keseruan Meramu Musik

The Sugar Spun : Kembang Gula yang Berputar Dengan Keseruan Meramu Musik

Dengan musik yang mengedepankan estetika menarik perihal olah tata suara modern, The Sugar Spun seolah menjadi gambaran musik ‘hari ini’, dengan semua keseruan mereka meramu musik

Playlist Of The Week merupakan sebuah apresiasi yang dibuat DCDC kepada rilisan-rilisan yang masuk ke meja redaksi. Setiap minggunya tim redaksi DCDC memilih lima lagu yang dirasa menarik dan pantas untuk kami sajikan/perkenalkan kepada khalayak luas. Salah satu band yang terbilang menjadi ‘langganan’ masuk ke Playlist Of The Week adalah The Sugar Spun. Tercatat sudah empat kali mereka masuk Playlist Of The Week, bahkan pada bulan Juni, dua lagu mereka yang berjudul “War” dan “Ocean Tides” masuk berturut-turut setiap minggunya.

Beberapa single mereka seperti ‘’Trapped in The Ice’’, “War”, “Ocean Tides”, hingga “Sugar Snap” jadi suguhan menarik karena direkam dan dimainkan dengan kualitas produksi yang jempolan. Tidak heran jika setiap perilisannya The Sugar Spun sering menarik perhatian kami, tim redaksi DCDC. Tidak menutup kemungkinan juga single baru mereka, “Madhouse” bisa jadi amunisi menjanjikan dari mereka.

Karena pertimbangan-pertimbangan itu tidak berlebihan rasanya jika The Sugar Spun kami nobatkan sebagai Rocka Rookie untuk bulan Oktober, karena kami pikir apa yang mereka buat bisa jadi “The Next Big Thing” di scene musik tanah air. Musik yang ditata apik dengan kualitas rekaman yang baik menumbuhkan harapan bagi kami jika industri musik tanah air (atau sebutlah ‘indie’) masih sanggup melahirkan band-band potensial yang layak dengar. Bertambah menarik ketika mendapat kenyataan jika The Sugar Spun merupakan band asal Bandung, yang banyak orang nilai sudah kekurangan band-band potensialnya.

Sedikit intermeso, Bandung yang pernah menjadi barometer musik di tanah air kemudian seperti kehilangan amunisinya dan tenggelam oleh band-band asal luar kota Bandung. Kehadiran The Sugar Spun sedikit banyaknya mampu kembali menggairahkan kota kembang ini, dan mungkin tidak berlebihan juga jika The Sugar Spun mampu menjadi trigger bagi band-band seangkatannya untuk kembali ‘meramaikan’ scene musik di kota ini. Bahkan mungkin tidak hanya meramaikan, tapi juga ‘menghajar’ dan mencengangkan dengan semua pola kreasi serunya.    

Kembali ke The Sugar Spun. Menutup akhir tahun 2019 lalu, kolektif musik ini melepas debut mini albumnya yang berjudul All The Tracks Based On My Feelings And This Is What It Looks Like, di mana hal itu menjadi pembuka menyenangkan bagi perjalanan bermusik mereka. Dari mulai isu kesehatan mental sampai polemik isolasi mandiri mereka jadikan rujukan untuk menulis lirik. Ditambah dengan musik yang mengedepankan estetika menarik perihal olah tata suara modern, The Sugar Spun seolah menjadi gambaran musik ‘hari ini’, dengan semua keseruan mereka meramu musik.

BACA JUGA - Dari Cover Version Hingga Music Invasion Dari noui

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner